Monday, January 14, 2013

Salahkah Duduk Berduaan Bersama Ibu?

Adalah hari kemarin. Saat terindah bagi saya. Duduk membaca buku dan menyelaminya. Suasana pikiran betul terbuka. Leluasa mencerna ternyata begitu banyak pengetahuan yang kita tertinggal. Pemandangan ini: membaca buku sembari mencernanya semacam evaluasi diri agar lebih tahu. Karena kita yakin, sangat berbeda antara orang yang mengetahui dan tidak. Adakah di antara kita menyamakannya? Rasanya aneh.

Mengambil buku tematik anak saat itu, kemudian menelaah point per point selalu saja menumbuk perasaan saya. Ada kekeliruan ternyata kita idap dalam pengajaran. Dan diberikan solusi pada buku itu. Ambil contoh, kita selalu mengajak anak agar lebih baik, mengajak sholat, berpuasa, etc. Namun, tidak kunjung melihat hasil. Malah membuat kita mengerahkan fisik sebagai tumpuan hukuman. Mengapa anak tidak mengindahkan perintah itu?

Salah satu biangnya karena anak tidak mencintai Alloh. Karena itulah, yuk, kita ajak anak-anak kita mengapa harus mencintai Robb-nya dulu. Menyayangi Alloh, mengenal Alloh. Siapa tahu ini sebagai biang persoalan. Sehingga, dalam buku tersebut digodok puluhan teknis pendidikan pada anak.

Salah satunya, memahamkan anak bahwa dengan mencintai Alloh, berarti ia akan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Pun dengan mencintai Alloh, ia akan mendapat ganjaran-ganjaran kebaikan.
Itulah saat menyenangkan di diri ini. Selama ini, kita setengah mati mengarahkan anak agar lebih baik, tapi tak kunjung perubahan itu datang. Kita mempertajam metode hukuman, malah anak menggunungkan dendam pada diri kita. Sungguh hal kurang tepat! Harusnya lebih hikmah jika kita membaca buku-buku pendidikan Islamiy. Sehingga, akan tersolusikan perihal itu.

Itu pertama yang menarik. Tapi, ada salah satu kesenangan yang terbangun saat saya membaca di dudukan kursi. Yaitu, saya ditemani oleh ibu. Subhanalloh. Pemandangan itu, mengigatkan saya tentang pola keluarga yang cinta kepada ilmu. Saya tentunya tidak memantenkan bahwa keluarga saya adalah terpintar. Tidak! Kami hanyalah berusaha menciptakan keluarga mencintai bacaan.

Hanya pelukan kebersamaan baca merupakan ketertarikan sendiri bagi saya. Bercengkrama menyelami ilmu. Saling menatap buku, sudah mewakili rasa senang ini. Saya tentunya berharap, semoga hari kepannya habit seperti ini tidak pudar. Begitu pula dengan pembaca sekalian, semoga terapan ini bisa teraplikasi di dudukan kursi rumah kita. Bismillah..[]

7 Maret 2012

0 comments:

Post a Comment

Silahkan diisi, komentar Anda sangat membangun: بارك الله فيك