Semua orang senang dengan kata "mudah". Tentu
saja bukan pada sektor maksiat, anggapalah "mudah bermaksiat, mudah merokok,
etc".
Akan tetapi, bila kata mudah itu di arahakan pada
sisi baik dalam kehidupan luas ini, siapa yang mau menolak? Kecuali bagi mereka
yang sudah kabur dalam tujuan hidup.
Saya selalu saja melihat beberapa ikhwan mendapat
rintangan, bak seorang pengendara motor mendapat polisi tidur yang menggunung.
Ambil contoh pada perkara tujuan menyempurnakan ½ agama: walimah (baca:
menikah).
Inilah saat saat terindah bagi seorang laki-laki
bila diterima lamarannya. Dimudahkan keinginannya. Namun, tentu saja ada
liuk-liuk pada orientasi tersebut. Tragisnya, jika "ujian" itu pada sektor
finansial. Memang zaman sekarang, manusia sudah bertolak belakang dengan
tuntunan Islam, laksana minyak dan air. Zaman dulu, selalu saja ada
kemudahan-kemudahan. Liat saja, bagaimana kaum al-anshor melegowo kaum muhajirin
yang berhijrah. Itu bisa kita liat dalam beberapa siroh.
, titik fokus kita, jika lamaran-lamaran
lelaki harus tertumbuk pada batu besar, yaitu nilai material.
Sementara material itu belum tentu menunjang
kehidupan kedepan. Banyak sekali kasus-kasus kehidupan tidak bisa diselesaikan
dengan harta. Mengapa? Karena sesungguhnya kasus kehidupan itu memiliki solusi
di "hati", bukan penerimaan di "tangan" berupa harta.
Karena itulah, mari para orang tua, bijaklah
dalam menetapkan aturan masa depan anak wanita Anda. Jangan menjual
anak!Penjualan anak seringkali diinterpretasikan "seorang gadis kecil" yang
diculik secara hidden. Kemudian, dipasarkan secara ilegal. Tetapi, saya memiliki
tafsiran lain bahwa sesungguhnya "penjualan anak" itu tiap hari terjadi. Ketika
calon mertua menjadikan buah hatinya sebagai objek penjualan kepada seorang
pemuda. Tawaran-tawaran datang dari pihak wali wanita, ambil contoh Rp 20 jt-
yang terjadi di daerah Sulawesi, belum lagi gadis yang sudah PNS, taksirannya Rp
50 jt ke atas. Apalagi sdh berlogo "Hj", alamak! Bisa mencapai ratusan jt,
inilah memicu krisis "sakit hati" bagi pemuda yang datang dengan "kantong
ringan". Semoga Anda yang membaca -khususnya wanita-, tidak menjadi salah satu
dari sekian banyak "sampel penjualan".
Banyak kisah para pemuda mundur dari lamarannya
hanya karena tidak mampu menghadapi mahar yang ditetapkan itu. Setan pun
mendapatkan celah untuk menggelincirkan anak-anak Adam sehingga melakukan
perkara-perkara terlarang mulai dari kawin lari sampai pada
perbuatan-perbuatan yang hina (zina), bahkan sampai menghamili sebagai
solusi dari semua ini. Padahal agama yang mulia ini telah menjelaskan
bahwa jangankan zina, mendekati saja diharamkan,
Dan janganlah kamu mendekati zina;
Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang
buruk.". (QS. Al-Israa':32 )
Sesungguhnya islam adalah agama yang mudah; Allah
telah anugerahkan kepada manusia sebagai rahmat bagi mereka. Hal ini nampak
jelas dari syari'at-syari'at dan aturan yang ada di dalamnya, dipenuhi dengan
rahmat, kemurahan dan kemudahan. Allah telah menegaskan di dalam kitab-Nya yang
mulia,
"Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al Quran Ini
kepadamu agar kamu menjadi susah; Tetapi sebagai peringatan bagi orang yang
takut (kepada Allah)". (QS.Thohaa :1-3)
Saya sangat apresiatif dengan hadits ini, bahwa
Rosululloh bersabda, artinya:
"Diantara berkahnya seorang wanita,
memudahkan urusan (nikah)nya, dan sedikit maharnya". [HR. Ahmad dalam
Al-Musnad (24651), Al-Hakim dalam Al-Mustadrok
(2739), Al-Baihaqiy dalam Al-Kubro (14135), Ibnu Hibban
dalam Shohih-nya (4095), Al-Bazzar dalam
Al-Musnad (3/158), Ath-Thobroniy dalam
Ash-Shoghir (469). Di-hasan-kan Al-Albaniy dalam
Shohih Al-Jami' (2231)]
Dan,
Syaikh
Al-Utsaimin-rahimahullah- berkata, "Kalau sekiranya
manusia mencukupkan dengan mahar yang kecil, mereka saling tolong menolong dalam
hal mahar(yakni tidak mempersulit) dan masing-masing orang melaksanakan masalah
ini, niscaya masyarakat akan mendapatkan kebaikan yang banyak, kemudahan yang
lapang, serta penjagaan yang besar, baik kaum lelaki maupun
wanitanya".[Lihat Az-Zawaaj]
Nah, siapkah Anda menjadi wanita berberkah?
16 Agustus 2011
0 comments:
Post a Comment
Silahkan diisi, komentar Anda sangat membangun: بارك الله فيك