Senin sampai Rabu merupakan waktu mengajar saya di TPA dekat rumah. Ada keunikan dan kemewahan tersendiri bila bercengkrama bersama anak-anak di TPA. Memberikan keceriaan, ada sedih, tawa, bercampur dalam pengajaran itu.
Ada sebuah
aplikasi kata yang saya terapkan baru-baru ini. Meskipun tergolong agak lambat.
Tapi, tak mengapa ketimbang tidak pernah berusaha lebih baik.
Itulah sapaan
"sayang". Saya meskipun lelaki, tetap harus berani mengucapkan kata pada
anak-anak. Sebab, di kebanyakan tempat, kata ini paling dihindari. Entah
mengapa! Apakah para pengajar itu fobi dengan kata 'sayang' atau terlalu malas
meningkatkan kualitas pembicaraan dalam dunia edukasi.
Yang pastinya, ada
nuansa lebih baik saat mengucapkan kata ini. Saya teringat pertama kali
mengatakan,
"Coba baca (ayat)
ini, sayang!" pinta saya pada anak kecil itu.
Sungguh, rasanya
sejuk sekali, ada pemandangan yang tak bisa dilukiskan saat terlontar kata
ini!
Kata-kata yang
kerap kita gunakan harus dieliminasi, seperti "Kamu, Kau, dll" yang tidak
memberikan kesan sebaiknya hindari.
Sebab dari
kata bisa mengubah sesuatu.
Mulailah wahai
pengajar, gunakan kata ini sebagai wahana pencipta sakinah di lingkungan
pengajaran. Saya yakin, dengan sapaan yang baik, maka akan melahirkan pendidikan
lebih mengena. Akan terasa di diri anak pendalaman cinta, sehingga nasihat akan
lebih plong merasuki jiwa anak.
24 Maret 2012
0 comments:
Post a Comment
Silahkan diisi, komentar Anda sangat membangun: بارك الله فيك