Saturday, January 19, 2013

Jadikan Mental Pembalap, Saat Menanti "Lampu Hijau" Lalu Lintas

Siang tadi, hendak membeli herbal pesanan pelanggan. Namun, ditengah perjalanan, saya dihimpit kemacetan. Untungnya saya menggunakan motor. Bukan berarti saya punya mobil. Tapi, alhamdulillah motor saja sudah lebih dari cukup. Nah, sepanjang perjalanan, saya menghela nafas, sembari kecewa karena para pengguna jalan tidak bisa membenahi diri sendiri.



Apa maksud saya membenahi diri?



Banyak penggunan jawan tidak bisa mengontrol sikap ilmiah dalam berakses. Ambil contoh kasus tadi, telusur-punya telusur, akses jalan macet bukan karena Si Komo datang. Melainkan, lampu merah yang menyala. Yang ditengarai oleh zebra cross. Ada yang menarik dari 4 ruas jalan itu. Yaitu, terdapat limit waktu, sehingga kapan lampu merah dan hijau itu menyapa dapat diketahui.Dengan adanya fasilitas ini, semestinya pengguna jalan tidak lagi mengeluh mengenani kemacetan. Sebab biang kemacetan itu dari sektor "tempo menginjak" gas. Kebanyakan dari kita, nanti menginjak gas saat pengendara di depan jalan. Sehingga, jika waktu lampu hijau hanya 15 detik dan waktu menginjak gas hingga melewati zebra cross 5 detik. Ini artinya, yang bisa lolos dari area pembatas hanya (15/5) = 3 mobil bersusun ke belakang karena saling menunggu bergesernya ban kendaraan di depan. Dan bagaimanay kira-kira, jika jumlah kendaraan yang bersusun ke belakang 10? Mungkin urutan ke-4 memendam dendam kepada urutan ke-3. Dan jangan sampai gara-gara perseolan sepele, lambat berjalan, kita mencacat plat nomornya dan melaporkannya ke pihak polisi.



Nah, solusi berpikir saya, bagaimana jika para pengendara seolah-olah berada di garis start balapan motor/mobil. Sehingga, pengendara memiliki mental pebalap. Mobil dan motor adalah kendaraan istimewa. Perlu sedikit pembiasaan sikap melewati garis pembatas. Nah, sekarang kita bermain kalkulasi untuk ini.



Ketahuilah, andaikata jika mengindentikkan diri sebagai pembalap saat lampu merah, itu artinya mata kita terpaku pada lampu merah saja dan fokus padanya. Sehingga, yang timbul adalah sikap "percepatan". Nah, jika waktu lampu hijau hanya 15 detik dan waktu menginjak gas hingga melewati zebra cross secara bersamaan 5 detik. Ini artinya, yang bisa lolos dari area pembatas adalah 5 mobil pula. Mengapa? Karena mereka tidak saling menunggu. Sudah ada patron yaitu lampu mereh. Tiap 1 mobil secara bersamaan memiliki waktu 5 detik. Jadi, jika bersamaan 5 mobil, maka pun 5 detik juga.

Oleh karena itu, jika pemikiran seperti di atas kita idap, rasanya tak perlu lagi ada polisi yang menengahi kemacetan. Tak perlu lagi ada keluhan para pengendara yang budiman.

4 Februari 2012



www.kusnandarputra.blogspot.com

0 comments:

Post a Comment

Silahkan diisi, komentar Anda sangat membangun: بارك الله فيك