Astagfirulloh...
Satu lagi keharuan dalam hati yang seharusnya memberikan penyadaran. Penyadaran itu sudah lama terpendam, namun terang dunia masih saja mayoritas di pemikiran ini. Dunia kerja saya, selalu saja menjadi pokok urusan, bayangkan saja, jika saya berhenti kerja artinya kuliah putus, rencana menikah gagal, dan persoal-persoalan kedepan semakin buram. Insentif gaji saya hanya Rp 25.000/shift, dan hal itu sangat menggembirakan.
Mengapa?
Sebab dengan standar nominal itu, masih saja saya sempat tidak terpenjara, bayangkan saja. Dunia kerja ini mengantarkan saya menuai solat 5 waktu, tanpa alasan-alasan kepada pimpinan. Itulah yang paling saya senangi, tidak ada penekanan dalam hal ibadah di tempat mencari "nafkah" saya. Sementara, beberapa dunia kerja, masih saja mementingkan persoalan keduniaan dengan menjual akhirat. Tapi, ada satu persoalan, ketika kepentingan dunia kerja ini mengikis kebersamaan bersama keluarga "tersayang" saya: Ibu, Kakak, dan keponakan-keponakan kecil. Barangkali tawa, canda, kegembiraan meluap bersama rekan kerja sudah biasa, tapi sangat jarang menciptakan suasana itu tatkala saya berbeda ruang bersama keluarga. Terlalu banyak mengisi "kantong", kadang-kadang melupakan isi "keluarga".
Astagfirulloh...
Saya seharusnya sadar, harus ada refleksi penuh keberadaan keluarga, mulai dari pengaturan jadwal kerja, hingga tragisnya putuskan saja kerja jika tak lagi memihak ke keluarga.
Astagfirulloh...
Keluarga adalah kunci pintu surga. Terkhusus ibu saya. Ibu saya dalam persepsi, membutuhkan belaian asumsi nasihat. Fokus kepada tauhid adalah jalan utama dakwah, selanjutnya akhlak, dan perkara urgen lainnya. Sekali lagi,
Keluarga adalah amanah Alloh. Jika dikesampingkan, maka pihak lain akan semakin menjauh dari saya. Dekat bersama keluarga tentu berbeda dengan dekat kepada kerja. Kerja menggiring saya "mengeliminasi" dakwah keluarga. Keluarga "menggendong" saya menuju ketenangan jiwa.
Astagfirulloh...
Ya Alloh... Yang Maha Pengampun
Ampunilah saya.
12 Agustus 2011
Wednesday, January 9, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment
Silahkan diisi, komentar Anda sangat membangun: بارك الله فيك