Sebening
apapun cinta kita, tetap ada warna di sana. Ya, itulah konflik yang muncul di
tengah-tengah keluarga kita. Di sana ada beberapa persoalan yang kerap tak
disangka datangnya. Semacam hadiah!
Jadikanlah
konflik itu bak ujian agar menambah kedewasaan kita saat berlayar menuju sakinah
ma waddah wa rahmah.
"ITU ADALAH BUMBU RUMAH TANGGA"
Subhanalloh,
percik ujian di tengah keluarga kita merupakan bumbu. Agar terasa lebih ragam
rasanya.
Persoalan
nafkah, member tempat tinggal pada keluarga, soal mertua yang silang pendapat
dengan kita. Harus kita sikapi lebih bijak. Jangan mudah dibakar oleh percikan
api sesaat. Karena setelah kesusahan akan datang kemudahan!
Tak
terasa pernikahan saya sudah 432 jam. Alhamdulillah, betapa indahnya pernikahan
itu jika digandengan dengan kata 'karena Alloh'.
Bumbu
konflik seperti 'cabe' yang membuat kita enggan tapi dirindu. Ah, meskipun kita
tak semua sepaham dengan hal itu.
Rumah
tangga kita bukan hanya dibangun dari segi kebanggaan bersama, bukan itu saja!
Apalagi jika hanya menganggap pernikahan itu sebagai medan melampiaskan 'nafkah
fisik', rasanya aneh!
Tetapi
pernikahan itu harusnya berkiblah pada amanah 'mengabdi'. Ya, itulah peran
pemimpin dalam keluarga. Apalagi saya sekarang, bukan lagi bujangan. Lelaki
berlumur kesepian. Kini saya menyandang status suami. Yang pasti memikul tanggun
jawab yang berarti. Ada amanah harus digengam. Semoga kita bisa. Insya Alloh.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan diisi, komentar Anda sangat membangun: بارك الله فيك