Wednesday, January 9, 2013

Neraka Tinggal Serumah

Dalam kepenatan yang kita alami bersama. Terkadang tersolusi di rumah kita. Ya, rumah yang menaungi tanggungan kita selaku kepala rumah tangga. Tempat inilah sebagai wahana mencari solusi, ada istri memberikan masukan terhadap peluh kita. Ada anak yang memberikan senyuman hingga dapat mengisi kemarahan yang sempat terukir di luar. Namun, dengan berada di rumah bersama dengan keluarga rasanya semua bias teratasi. Apalagi jika di rumah ini terdapat sosok paling mulia; orang tua, maka semua persoalan kehidupan bisa diselesaikan bersama. Di sinilah tempat rekreasi paling aman: keluarga.

Alhamdulillah, Alloh telah menganugerahkan kita bersama mereka. Orang-orang itu laksana obat atas penyakit-penyakit. Meskipun kadang persoalan datang di dalam rumah itu sendiri, tetap saja, selaku pimpinan keluarga berlaku arif dalam menata perasaan-perasaan 'miring' itu.

Namun, bersamaan dengan hal itu, kadang ada pelik persolan di luar jangkauan kita. Seolah-olah hal ini bak virus yang mencampuri file-file kehidupan kita. Bentuknya beragam, dengan warna bervariasi. Sehingga, kadang virus-virus ini dianggap 'obat'. Naudzubillah.

Kadang rumah kitalah menjadi sumber asap neraka itu. Naudzubillah. Karena akhlak yang kita miliki, tidak memberikan bekas-bekas kebaikan. Sementara kebaikan itu datangnya dari Alloh dan rosul-Nya. Tetapi, hal tersebut jarang kita jamah selaku pengikut. Entah apa yang selama ini kita lakukan sehingga ragam anjuran tak dilaksanakan. Diantara asap neraka di rumah kita adalah:

1. Dalam rumah terdapat patung, gambar bernyawa, lambang jahiliah.

Misalnya di pintu rumah kita terpajang syiar agama lain. Sering pula kita jumpai halaman rumah berhias patung.

Sementara dari Abu Hayyaj al-Asadi, dia berkata "Ali bin Abi Thali berkata kepadaku, 'Ingatlah, aku mengutusmu sebagaimana aku diutus Rosululloh yaitu agar kamu jangan membiarkan patung-patung berdiri melainkan engkau harus menghancurkannya, dan jangan membiarkan kuburan yang tinggi melainkan engkau meratakannya." (HR. Muslim 3/61)

Ada pula di rumah kita terpajang dengan rapih kumpulan gambar/lukisan bernyawa. Menunjukkan manusia atau hewan. Sementara Rosululloh dalam haditsnya menegaskan bahwa malaikat tidak akan masuk apabila ada gambar bernyawa di rumah seseorang. Lantas bagaimana dengan foto-foto keluarga? Dengan keterangan gambar di atas, sudah mewakili jawaban. Wallohu a'lam.



2. Bacaan yang berbahaya

Siapa keluarga di zaman sekarang ini yang tidak berlangganan Koran atau majalah? Sangat sedikit dibilang untuk yang tidak berlangganan. Majalah hampir menjadi kewajiban baca bagi kaum ayah. Sehingga, dengan tanpa sadar kita telah menjadi produk bacaan. Apapun yang dijejali oleh redaktur, akan menjadi santapan kita selaku konsumen. Hati-hati!

Bagian halaman belakang, kadang terselip pelik kehidupan artis , ditopang lagi dengan busanya yang seksi, bergairah. Naudzubillah. Inikah hendak dibaca? Lantas, bagimana kiranya jika anak kita yang membaca?

Maka hendaknya kita menjadikan rumah sebagai taman salaf. Membudayakan habit membaca yang sehat. Sohih rujukan bacaannya. Isilah rumah dengan perpustakaan salaf agar keluarga kita dekat dengan generasi cemerlang masa lalu: salaf.

3. TV

Seorang karyawan sempat mati-matian mencari uang. Meminjam kiri-kanan. Pasalnya ingin menyicil TV untuk tontonan nantinya di tempat kos. Sungguh bagi sebagian orang melihat perihal ini sebagai perjuangan berat. Tetapi, sisi lain ada persepsi orang ini membeli dosa. Sebab tanpa sadar, kita telah menyengajar hendak menonton konten TV. Sementara apa yang dijejali di dalamnya? TOntonya bernuansa apa? Mengarahkan kita ke surga atau neraka?

Semua ada jawabannya dalam al-Qur'an dan neraka pastinya. Jika kita tidak malu, seseungguhnya dengan sadar kita melihat di kebanyakan tontonan itu, seolah-olah ada syaiton ikut bersama kita menonton. Duduk bersama. Memainkan peran dosa. Tontonan gossip, film cabun, seksi, syirik, sudah menjamuri konten TV kita. Hal ini telah mengotori pola piker kita. Sementara kita nantinya akan dimintai pertangguangjawaban oleh Alloh di hari kiamat. Apa yang kita mau jawab kalau TV sebagai teman?

4. Hp

HP sudah menjadi kebutuhan primer di zaman ini. Bayankan saja, dalam serumah rerata telah mempunyai HP. Bahkan ada yang ganda. Seorang bisa memiliki 2 bahkan 3 HP. Namun, kadang alat telekomunikasi ini digunakan salah arah, pasalnya hanya tempat menjamah dosa. Coba perhatikan pengguna HP yang memiliki fasilitas Facebook. Apa yang mereka lakukan saat lagi tak ada kerjaan, pastikan, mereka membuka akunnya masing-masing yang kemudian mencari deretan nama cewek untuk diajak ngobrol. Betapa banyak wanita hamil tanpa menikah. Jangan sampai HP-ini yang disalahgunakan telah merasuki tubuh keluarga. Hingga kita dimintai pertanggungjawaban nantinya.

5. Musik

Suatu saat saya mendapat sebuah buletin mungil namun isinya inspiratif "Saatnya matiin musik". Subhanalloh, dalam buletin tersebut dipaparkan betapa banyak dikalangan kita memanfaatkan musik yan ternyata musik ini diharomkan dalam agama. Dengan musik, kita telah berpaling dari al-Qur'an. Sebab, semakin dekat kita dengan musik, maka semakin jauh pula kita dengna al-Qur'an.

6. Menutup bejana dan hindarkan anak kecil keluar pada saat terenam matahari.

Rosululloh bersabda, artinya: "Apabila hari mulai malam atau malam telah tiba, maka tahanlah anak-anak kalian, karena saat itu setan berkeliaran. Apabila malam sudah mulai larut maka lepaskanlah mereka dan tutuplah pintu-pintu rumah kalian dan bacalah basmalah, karena setan tidak mampu membuka pintu yang tertutup, dan tutuplah tempat ait minum kalian sambil baca basmalah dan tutup pula wadah-wadah kalian sambil baca basmalah walaupun hanya dengan sesuatu yang dapat menutupinya. (HR. Bukhori No. 5192)

24 Maret 2012

0 comments:

Post a Comment

Silahkan diisi, komentar Anda sangat membangun: بارك الله فيك