Alhamdulillah, Web Kusnandar Putra Launching

Alhamudlillah, web terbaru Kusnandar Putra sudah diterbitkan. Semoga bisa memberikan kebaikan.

Makassar Sambut 2013 dengan Ketupat

Pasar Pa'baeng-Baeng yang terletak di Jalan Sultan Alauddin, Kota Makassar, kini dibanjiri pengunjung. Layaknya berlebaran, H-1 di pasar ini membuat jalan macet. Bentor, motor, mobil, termasuk dalam kategori terjebak dalam arus kemacetan. Para pejalan kakipun antri untuk berjalan.

Agar Engkau Bahagia

Semoga Alloh menjadikanmu termasuk orang-orang yang apabila diberi kenikmatan, maka bersyukur. Apabila ditimpa musibah, maka bersabar, dan apabila terjatuh dalam perbuatan dosa, maka beristigfar.

Arena Maaf

Aktor-aktor seperti ini yang sukar mengubar maaf, tentunya mencari iklim tertentu dalam pelontaran kata maaf. Sehingga 2 titik kuasa di antar bulan romadhon sebagai ajang pemanfaatan: Pra Romadhon dan Pasca Romadhon.

Terharu: Anak yang Buta Melantunkan Adzan

Tahukah Anda siapa yang adzan di masjd dekat rumah sy tadi? Ya, ia adalah seorang anak kecil. Ukuran 4 SD lah. Sungguh, suaranya melengking, begitu menyentuh,

Tuesday, February 4, 2014

Kisah Tobatnya Anak SMP yang Mencuri Kue

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم
Sudah 10 tahun yang lalu, ia mengingat masa SMPnya di Makassar. Ketika ia pulang sekolah, kerapkali singgah ke Lapangan Karebosi untuk belanja kue dan minuman. Saking banyaknya pembeli, kadangkala ia mengambil kue yang banyak dan yang ia bayar hanya sedikit. Artinya ia "mencuri" kue sebagiannya.

Tahun 2008...,

Setelah ia sadar akan kejelekan akhlaknya saat itu, ia ingin bertobat. Dengan cara mencari penjual itu di Lapangan Karebosi. Status mahasiswanya tak menjadikan ia malu untuk berlepas diri dari dosa. Namun, tahun itu ternyata Lapangan Karebosi sudah direnovasi menjadi Karebosi Link. Penjual itu tak ada lagi.

Maka kemudian ia tak patah semangat, ia bertanya ke tukang-tukang becak ihwal keberadaan penjual tersebut. Namun, jawabannya tak memuaskan. Ia pulang ke rumahnya.

Maka di hari berikutnya, ia mencari lagi. Tanpa disadari saat itu ia singgah ke SD Sudirmah, yang dekat dengan Lapangan Karebosi, dan bertanya pada penjual kue dan es gerobak. Dan alhamdulillah, ternyata yang ia tanya adalah anak dari bapak penjual yang ia curi kuenya dahulu. Iapun memberikan utangnya dahulu yang tak terbayarkan.

Saudaraku, kisah di atas harusnya kita jadikan teladan bahwa utang adalah perkara yang wajib dikembalikan. Meskipun tempo waktunya sudah lama. Tidaklah boleh seorang muslim mengambil harta orang, karena Rosululloh shollallohu alayhi wasallam bersabda,

"Setiap muslim terhadap muslim yang lain adalah haram darahnya, harga dirinya, dan hartanya".
[HR Muslim].

Dan Rosululloh shollallohu alayhi wasallam bersabda,

“Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan hutangnya hingga dia melunasinya.”
(HR. Tirmidzi no. 1078. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaiman Shohih wa Dho’if Sunan At Tirmidzi )

Al ‘Iroqiy mengatakan,
“Urusannya masih menggantung, tidak ada hukuman baginya yaitu tidak bisa ditentukan apakah dia selamat ataukah binasa, sampai dilihat bahwa hutang nya tersebut lunas atau tidak.”
(Tuhfatul Ahwadzi , 3/142)

Saudaraku, marilah kita kembali mengingat utang di masa lalu. Bukan belajar melupakan utang. Apakah di masa SD, SMP, dst, karena ini adalah konsekuensi dari manhaj salafi yang takut akan dosa.

Dan sesungguhnya orang yang berniat membayar utang, maka Alloh subhanahu wa ta'ala akan membantunya. Sebagaimana Rosululloh shollallohu alayhi wasallam bersabda,

“Allah akan bersama (memberi pertolongan pada) orang yang berhutang (yang ingin melunasi hutangnya) sampai dia melunasi hutang tersebut selama hutang tersebut
bukanlah sesuatu yang dilarang oleh Allah.”
(HR. Ibnu Majah no. 2400. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)

Semoga Alloh subhanahu wa ta'ala menjadikan kita sebagai manusia-manusia yang takut azab neraka, takut akan karakter berutang, dan semoga Alloh menjadikan kita qona'ah atas rezki Alloh...[]

--Minasa Upa, 5 Rabiul Akhir 1435 H

بارك الله فيك

Saturday, August 24, 2013

Tips dan Trik Lulus PNS: Mengalahkan Soal Sinonim, Antonim, dan Analogi

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم
1377221705802643304
Kabarnya, tanggal 1 bulan depan, akan dilaksanakan registrasi CPNS 2013 pertama kalinya, yang selama ini masih dihidden. Tapi, jangan khawatir, sebelum bertanding, siapkan bekal yang banyak, terkhusus dalam menyikapi soal-soal. Bagaimana caranya? Mari kita simak!

Tes Persamaan Kata (Sinonim)
Jangan memilih kata yang memiliki bunyi mirip dengan soal, karena telah diamati bahwa jawaban seperti itu adalah 95% salah! Artinya kemungkinan untuk benar hanya sekitar 5%, dan jawaban seperti itu adalah jawaban konyol. Jika anda memilih jawaban seperti itu, maka bisa jadi anda termasuk orang yang agak konyol:

Contoh:

APORISMA

a. Apriori 
b. Maksimal 
c. Bentuk 
d. Pendekatan 
e. Prima

Yang dicetak tebal (a dan e) adalah contoh jawaban yang konyol, maka anda tinggal memilih 3 jawaban yang lain.

Contoh lagi:

DEHIDRASI

a. Deliberasi 
b. Proses penyusutan air 
c. Kehilangan cairan tubuh  
d. Dekapitalisasi 
e. Proses penyaringan

Tes Lawan Kata (Antonim)

Amati pilihan jawaban, carilah dua jawaban yang berlawanan! Seringkali jawaban soal ANTONIM berada pada salah satu dari 2 kata yang berlawanan tersebut.

Contoh:

KHAS
o KHUSUS  
o WABIL KHUSUS 
o INKLUSIF 
o EKSKLUSIF  
o UMUM

Untuk kata-kata yang latin/ ilmiah, utamakan memilih jawaban yang mirip dengan soal.

Contoh:
KONKAF  
o Konveks  
o Optik 
o Lensa 
o Cekung 
o Konveksi 

ANTIPATI 
o Melawan 
o Setuju 
o Lekas mati  
o Simpati 
o Bertahan hidup

Hati-Hati! Pada saat mengerjakan soal ANTONIM, jangan sampai Anda berpikir bahwa Anda sedang mencari sinonim/persamaannya. Ini sering terjadi pada peserta tes. Dimana ketika di tengah-tengah tes, ia tidak sadar telah mencari jawaban yang merupakan sinonimnya, bukan lawan katanya. Apalagi biasanya soal Sinonim dan Antonim berdekatan waktu pengerjaannya.

Contoh:

KHAS
o KHUSUS 
o WABIL KHUSUS 
o INKLUSIF 
o EKSKLUSIF  
o UMUM

Biasanya karena tergesa-gesa banyak yang secara tidak sadar menjawab KHUSUS, padahal yang dicari adalah lawan kata dari khas, yaitu UMUM!

Tes Padanan Hubungan Kata (Analogi)

Yang paling penting dalam menghadapi soal semacam ini adalah menemukan kata kunci atau hubungan KHUSUS/UNIK dari dua atau lebih kata yang diberikan. Semakin KHUSUS atau SPESIFIK, maka akan semakin mudah untuk menemukan hubungan yang paling sesuai. Jika hubungan bersifat terlalu umum, maka alaternatif jawaban biasanya masih sulit untuk ditentukan yang paling tepat.

Contoh:

KAKA TUA : MERPATI.

Jika kita menentukan bahwa hubungannya adalah SAMASAMA BINATANG, maka itu masih bersifat terlalu umum. Artinya, jika ada pilihan jawaban gajah:semut, elang:kupukupu, gurame:kakap, dsb maka semua bisa benar karena mereka sama-sama binatang. Tapi cobalah anda pilih hubungan yang lebih khusus, misalnya kaka tua:merpati adalah sama-sama burung, maka jawaban yang tepat adalah gurame:kakap yaitu sama-sama ikan.

Jika telah menemukan hubungan kata tetapi masih bingung, maka buatlah kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat dengan menggunakan hubungan analogi yang ada. Hubungan kata harus mempunyai urutan yang sejalan/searah dengan soal.

Misalnya:

KAKI : SEPATU
a. Cat : Kuas 
b. Meja : Ruangan 
c. Telinga : Anting 
d. Cincin : Jari 
e. Topi : Kepala

Sepatu dikenakan di kaki (urutannya sepatu dulu baru kaki). Jika anda mencari jawaban, maka urutannya juga harus dari belakang. Anda tidak boleh memilih ‘cincin dikenakan di jari’, karena urutannya terbalik. Maka yang benar adalah anting dikenakan di telinga.

Semoga bermanfaat!

Sumber: WWW.CPNS2005.TK
13772222381804292531[/caption]
--Tanwirussunnah, 16 Syawal 1434 H

Silahkan ambil e-book gratis ini, teruntuk pada para pembaca kompasianer. Silahkan langsung diklik!
  1. Ini Cinta Ayah!
  2. Bahtera Kita Aman, Sayang!
  3. Catatan Harian Seorang Ikhwa
  4. Siapa Bilang Orang Bodoh Tidak Bisa Fisika?
  5. Mengapa yaa?
  6. Sahabat dan Sahabiyah
  7. Skripsi
  8. Segenggam Harap tentang Anak Kita
  9. Guru, Jadilah Dirimu Sendiri!
  10. Menjuarakan Semua Siswa(Terbaru)
  11. Beranda Sekolah: Opini Ringan Seputar Kehidupan Guru dan Murid(Terbaru)
بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم








بارك الله فيك
 

Saturday, July 27, 2013

Khutbah Iblis yang Sangat Menyentuh

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم

Siapa bilang iblis tidak bisa memberikan pencerahan? Siapa bilang Iblis tidak bisa membuat yang lain ikut menangis? Dan percayakah kita bahwa Iblis pun bisa berkhutbah? Dan khutbahnya sangat menyentuh? Mari kita lihat, apakah pernyataan ini benar atau tidak!

Ketahuilah, khutbah inilah adalah khutbah yang paling menyentuh. Yaitu tatkala didatangkanlah neraka jahannam kepada Iblis dan para pengikutnya. Maka mereka pun mengingat semua amalan-amalan mereka yang sudah dilakukan. Dan semua yakin bahwa amalan tersebut tidak ada gunanya.

Tatkala telah dikumpulkan penduduk neraka dan surga. Semua penduduk telah siap memasuki tempatnya. Dimana telah ditengakkannya hisab (hari perhitungan).

Maka….

Tatkala hari kiamat Iblis berdiri di atas sebuah mimbar yang terbuat dari api lalu berkhutbah seraya berkata, “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya…” (Tafsiir At-Thobari 16/563, Hasan al-Bashri rohimahulloh)

“Allah mengabarkan tentang khutbah yang disampaikan oleh Iblis kepada para pengikutnya, yaitu setelah Allah memutuskan/menghisab para hambaNya, lalu Allah memasukan kaum mukminin ke surga, dan Allah menempatkan orang-orang kafir ke dalam neraka jahannam. Maka Iblispun tatkala itu berdiri dan berkhutbah kepada para pengikutnya agar semakin menambah kesedihan di atas kesedihan mereka, kerugian di atas kerugian, serta penyesalan di atas penyesalan….” (Tafsiir Al-Qur’an Al-’Adziim 4/489)

Maka Iblis pun berkhotbah,

“Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepada kalian tetapi aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian, melainkan (sekedar) aku menyeru kalian lalu kalian mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kalian mencerca aku akan tetapi cercalah diri kalian sendiri.

Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kalian yang mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu” (QS Ibrahim : 22-23)

Setelah khutbah tersebut, Iblis pun menangis dan pengikutnya, mereka menyesali perbuatannya, padahal sudah banyak dai berceramah mengajak mereka untuk kembali ke jalan Alloh dan Rosul-Nya, tapi tatkala mendengar pimpinan mereka sendiri yang berkata, merekapun menangis!

Iblis hanya berpesan, “Saya hanya mengajak, tapi mengapa kalian mengikuti?”

Maka semakin sedihlah tatkala mendengar berita bahwa orang beriman masuk surga

“Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka” (QS Ibrahim : 22-23)

Semoga Alloh tidak memperdengarkan kita pada khotbah ini karena ceramah ini hanya didengar oleh penduduk neraka, semoga kita tidak mendengarnya!

Wal iyazubillah…

Sahabat-sahabatku! Sesungguhnya jangan sampai kita berada bersama mereka! Jangan pula kita menutup telinga di saat datang para da’i mengajak ke surga! Tidak mau lagi mendengar nasehat-nasehat!

Karena tidak ada manfaat lagi di saat nyawa kita telah dicabut Alloh. Dan tidak ada lagi manfaat saat telah ditegakkannya hari perhitungan.

Adakah kita tahu waktu kematian kita?

Wallohu a’lam…[]


–Minasa Upa, 19 Romadhon 1434 H
‪#‎nasehat‬ ‪#‎iblis‬ ‪#‎salaf‬
http://filsafat.kompasiana.com/2013/07/28/khutbah-iblis-yang-sangat-menyentuh-580049.html


بارك الله فيك

Monday, June 3, 2013

Ada "Penjara" di Buku Catatan Anak-Anak Kita

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم
Saya sebenarnya pusing, entah apa yang mau diposting malam ini. Mempertimbangkan hari ini online di tempat kerja. Ketimbang berpikir keras, mendingan saya membagi perihal aktivitas saat memeriksa buku tugas siswa. Tentu diri ini sadar, bukan perkara "urgen" membagi napak tilas keguruan saya. Setidaknya bisa melakukan aktivitas sharing bersama rekan-rekan pembaca.

Nah, saat itu, siswa diberi mandat sepekan untuk menyelesaikan soal latihan di buku cetak. Ini semacam bentuk refleksi bagi mereka, semacam kinerja pengajaran saya, apakah sudah paham yang berujung pada penyelesaian aneka soal Fisika.

Saat memeriksa buku tugas anak-anak itu. Tentu ada baiknya "melirik" halaman belakang buku mereka. Apa pasal? Soalnya terkadang ada persoalan rumit yang mereka simpan di balik buku mereka. Ada kata-kata, ringkihan, seruan hati mereka disisipkan bagian akhir buku, dan semuanya mengingatkan saya pada masa SMA. Bagaimana saya mencoret-coret bagian itu. Bukannya saya kekanak-kanankan. Yang kerjanya, profesinya "menghabiskan tinta " saja. Bukan! Itu adalah momen saat ada persoalan kehidupan, dan salah satu ruang aplikatifnya bagian akhir buku. Masih kosong! Artinya sempatkan saja menuliskannya. Di saat masih semester V, saat sang dosen mengajar, bukan materi pelajaran tercurah di buku saya. Malahan, tatkala dosesn menceritakan kehidupannya, itulah lebih saya dengar dan kemudian saya tulisakan.

"Jangan ada waktu dimana tidak ada hikmah yang kita petik dari segi kehidupan seseorang."

Sehingga, banyak dari buku dan catatan saya, mayoritas membahas persoalan kehidupan. Silahkan baca kumpulan tulisan saya di www.kompasiana.com/kusnandar
Nah, kembali ke awal. Saat memeriksa bagian akhir dari buku mereka,
Wow, ternyata yang dikeluhkan adalah persoalan "cinta" mereka,
Ada yang berpuisi cinta, menyatakan kesal akibat diputuskan pacarnya, menggambar simbol love saling memasangkan. Dan aneka ragam turtuang di bagian akhir itu.

Persoalannya adalah, ada sebenarnya yang terjadi di belakang mereka? Mengapa bukan perkara materi pelajaran yang dikeluhkan? Bukan keceriaan dalam bersekolah? Mengapa anak-anak kita dipenjara dengan cinta yang fana ini?
Mengapa ini terjadi, siswaku?

Bukalah mata, bukalah hati: siswaku, hidupmu adalah pilihan. Jangan mengeluh! Kita adalah pemenang. Dengarkan ini, mengapa saya katakan itu.
1. Anda adalah pemenang sebelum lahir, dengan mengalahkan jutaan sperma, namun hanya Anda yang satu-satunya menembus ovum.

2. Anda adalah pemenang menanti kelahiran. Mengapa? Saat 9 bulan, Andalah berhasil selamat dikeluarkan. Ingat, berapa banyak janin yang gugur sementara belum ditiupkan ruh kepadanya. Banyak anak yang digugurkan, karena malu melihat anaknya. Namun, kamu semua juara. Bisa keluar dari rahim dengan selamat.

3. Anda adalah pemenang setelah lahir. Mengapa? Karena dari beragam ujian dan cobaan, kamu bisa bersabar hingga masih hidup hingga saat ini.
Hmm..
Siswaku, robeklah keluhanmu, tatap masa depanmu dengan semangat dan jangan berkeluh kesah.
Jangan katakan,
"Ya Alloh, masalahku sangat besar.
Katakanlah,
Wahai masalah, Alloh Maha Besar."
9 Februari 2012
بارك الله فيك

5 Spidol Guru

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم
Sebagai guru baru sepekan ini membawa 5 spidol tiap ke sekolah. Entah mengapa, kadang-kadang penumpukan spidol ini bersumber dari beberapa kelas yang saya ajar kelupaan. Maksudnya, saking asyiknya mengajar, spidol kelas itu saya bawa pulang. Dan ketua kelas mereka pun 'amnesia' mengambil spidolnya. Sehingga, penambahan spidolpun kian menambah.
Spidol merupakan senjata guru jika kehabisan suara. Dialah akan menjembatani kegalauan guru saat tak ada lagi ceramah ingin disampaikan. Maka cukuplah spidol mewakili bibir. Spidolpun memiliki fungsi beragam pada guru: apakah peruntukan mematenkan kata mutiara di papan tulis, menuliskan basmalah, menampilkan spirit kata via aksara, dan masih banyak lagi ragam ekslorasi sehingga dengan kata-kata yang terukir itu, bisa diingat dan diaplikasikan dalam kehidupan siswa.
Lima spidol di tas saya adalah bentuk persiapan ketika spidol satu lagi 'macet' sehingga ada alternatif. Sekali lagi, karena senjata guru ada laptop. Saya tahu di sana ada LCD. Untuk apa lagi menggunakan spidol? Tunggu dulu!
LCD sifatnya keahlian. Ada guru tak kuasai benda ini. Bagaimana mungkin menjamah LCD, sementara laptop tidak punya. Sahingga, kembali ke album lama: spidol. Dan ini bukan berarti tidak ada peningkatan. Bukan!
Sebab keahlian menggunakan perangkat LCD, hanya menunjukkan pemahaman penggunaan alat. Bukan peningkatan 'kecerdasan'. Banyak contoh di luar sana, bagaimana seorang guru yang telah dibanjiri fasilitas laptop dan HP mutakhir, namun tidak berdampak secara nyata dari sudut keilmuan guru. Sehingga muncullah istilah S.Pd (seperti dulu).
Karena itulah, saya rasa spidol tidak ada matinya. Guru yang membawa banyak spidol layaknya saya, adalah sebuah agenda pendidikan. Bagaimana cara agar mampu menggunakan secara baik spidol itu.
Sayangnya, warna 5 spidol itu hitam semua. Saya pun harus belajar mencari warna lain. Layaknya pelangi baru: hitam, biru, merah, hijau, kuning.
Setidaknya ada variasi 'mengelaborasikan' warna itu. Semuanya berarah pada 'modernisasi' tulisan. Alangkah indahnya jika guru menuliskan narasi berwarna hitam, menuliskan rumus warna biru, menyantumkan kata-kata mutiara dengan merah, dan semua keterangan lain bisa dipadukan warna yang ada. Sungguh alangkah indahnya.
Semoga ada kemajuan bagi guru kita. Bismillah...
28 Februari 2012
بارك الله فيك

"Ulangan" Tidak Mendewasakan Murid

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم
Anak kita zaman sekarang menuai gamang pada rerata persoalan pendidikan. Semua ini laksana jamak ditemui di sudut-sudut percapakan anak-anak kita. Sekolah menjadi tempat kontamiasi edukasi, malah terarahkan pada kontaminasi pergaulan 'nyeleneh'. Simaklah anak-anak di sekolah, perhatian mereka tertuju pada perilaku yang tidak ada kaitan dengan mata pelajaran. Berpacaran, gosip, etc.
Jam istirahat -persepsi mereka- adalah waktu mengekspresikan 'kebebasan' dari penjara edukasi. Banyak bukti terlihat bersama kita, saat jam istirahat berbunyi, tiba-tiba murid lebih melewati suara bel,

"Horeeee!"
Seakan-akan anak-anak kita baru keluar dari penjara. Inilah tantangan bagi guru. Mengetahui 'sebab' ke-horean itu, mencari sumber hore ini.

Harapan kita adalah bagaimana ekspresi "hore" di saat jam pelajaran masuk, bukan hanya eksplorasi "usai" pelajaran. Sekali lagi, ini tantangan bagi kita.

Saya ingin bercerita ketika murid sedang Ulangan Fisika. Yang disinyalir di sinilah klimaks 'ketidaknyamanan' bersekolah. Sehingga muncul beragam keluhan.

"Pak, susahnya ujian!" keluh mereka sambil mengeriputkan dahi.

Saya berusaha memicu saat itu, tanpa memberi jawaban. Hanya menggunakan kalimat.
"Dek, ini hanyalah ujian kertas, jangan mengeluh! Karena jika kamu mengeluh pada ujian seperti ini, ketahuilah, sesungguhnya masih ada ujian terberat, itulah ujian kehidupan!" semangat saya sampaikan.

Seketika itu mereka diam. Mudah-mudah berpikir agar lebih dewasa, tanpa ada rasa keluh-kesah lagi. Di depan kita, masih banyak permasalahan kehidupan, jadikan momen ulangan siswa sebagai wahana mendewasakan pola pikir pula.

Inilah mata pelaran kehidupan sesungguhnya yang harusnya para guru kerap memberi panduan, meskipun di sela-sela pelajaran. Karena pengajaran itu, melahirkan siswa yang siap tempur di masa kita tak lagi bersama mereka.
Mari kita bimbing anak-anak kita ke gerbang 'tanpa keluhan'. Meretas kegamanangan siswa. Bismillah.
20 Februari 2012
بارك الله فيك

Antara Kebodohan Anak SMA atau SD

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم
Yang mana lebih tolol, anak SMA atau SD? Kita beranjak dari segi IQ, pastilah Si SMA lebih mengungguli. Namun, bagaimana jika dipertanyakan rasa empati dari 2 strata pendidikan tadi? Apakah nilai karakter di SMA dan SD sudah diamalakan oleh si anak? Mari kita simak kisah ini:

Pulang mengajar, saya langsung pergi suatu tempat dalam rangka keperluan. Kali ini saya tidak menggunakan motor, mempertimbangkan  hingga saat ini saya belum memiliki SIM. Nah, dalam perjalanan itu, berada di atas pete-pete (baca: kendaraan transportasi Makassar) tiba-tiba naik juga siswa saya 4 orang. Maka dialog pun terjadi, dan pembahasan lumrah saja. Kurang lebih materi pelajaran yang baru saja siswa konsumsi. Hingga sampailah di tujuan masing-masing. Namun, 4 orang siswa saya mendahului. Dan tak satu pun dari mereka yang mau "membayarkan saya ongkos pete-pete." Apakah saya kecewa? Inikan persoalan sepele? Hmm, tapi mari kita mendengar kisah selanjutnya di hari yang sama.

Selepas isya, saya hendak pulang. Kembali menggunakan transportasi tadi. Sembari perjalanan, naik pula seorang anak.
"Sepertinya saya kenal anak ini," dalam  hati saya.

Tiba-tiba anak itu menyapa sambil tersenyum, "Kak, dari mana?"

"Dari sana ." senyum saya mengembalikan pertanyaannya. Ow, ternyata ddi ia santri saya di TPA (Taman Pengajian Anak-Anak). Sekarang ia masih SD. Sangat inspiratif, bahkan dia menyapa saya dalam perjalanan itu. Ketimbang si murid SMA, justru sapaaan awal dari bibir saya. Hmm. Lucu, anak itu.dia bersama sang ibu, katanya "Dari orang pintar!"
Waduh, saya tahu ini, pasti sang ibu bertanya pada dukun, atau sejenisnya. Hanya konotasi bahasa "Syirik" kerap diperhalus. Kasihan anak ini, masih kecil sudah diajak berbuat dosa. Barokallohu fik.

Ada yang menarik dalam kisah saya, ternyata sampai ditujuan, saya dibayarkan ongkos pete-pete oleh anak itu. Meskipun ibunya nanti mengeluarkan uang. Menyisakan pertanyaan pada diri saya, "Kok anak SMA tadi tidak membayarkan saya, malah anak SD membayarkan saya?"

Ah, sudahlah itukan persoalan minat dan kemauan. Tapi, kok masih tergenang yah peristiwa ini, siapa sebenarnya lebih berkarakter, lebih bodoh, si SMA atau SD?
Mungkin jamak bertanya, "Wah, Pak Kusnandar ini guru yang tangannya di bawah, berharap banyak dari siswa. Tidak ikhlas?"

Hmm, betul juga. Tapi, begini wahai saudaraku, betul bahwa guru itu memberikan panutan, bahkan kalau bisa, Pak Kusnandar yang mestinya membayarkan siswa. Tunggu dulu, saya sebenarnya mudah melakukan itu. Tetapi, saat itu, saya hanya mengetes apakah sudah ada "bekas" bagi diri siswa dalam praktik akhlak pada segmen kehidupan.
21 Januari 2012
بارك الله فيك

"Orang Tua Saya Termasuk Orang Tua yang Belum Sukses Mendidik Anaknya Sendiri."

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم
Saat berada di sekolah, selau ada perkara baru saya buat. Bukan berarti ini aksi "bid'ah" saya, hanya semacam pembaruah gaya dan metode pembelajaran. Stasus di SMA yang tempati, bukanlah sosok menduduki jabatan istimewa. Sekedar membatu saja guru yang saat ini mengambil cuti hamil. Insya Alloh, bulan 3 sudah melahirkan. Dan artinya, sedikit lagi limit waktu meninggalakan para siswa dan lingkungan berkesan itu.
"Tidak usah kecewa!" Itulah kalimat yang bisa kita pakai saat mengalami kekecewaan. Wong, dalam perjumpaan pasti ada perpisahan.
Oleh karena itu, saat memasuki kelas perdana, saya sempatkan memberi angket kepada siswa. Memandatkan agar menuliskan:
Nama :
No. HP :
FB :
Twitter :
Alamat :
Niat menanyakian identitas di atas, adalah semacam bentuk perhatian kita selaku guru. Setidaknya memberikan spirit walaupun bentuk SMS (mendakwahi, memotivasi, memberikan kata-kata mutiara), melihat FB mereka setidaknya mengetahui keluhan-keluhannya, melihat alamatnya setidaknya bisa silaturrahmi sebagai bentuk apresiasi kekawanan kita bersama siswa.
Yang kemudian dilanjutkan memberi beberapa soal-soal kehidupan sekolah dan rumah mereka. Saya menanyai:
1. Bagaimana pendapat Anda tentang SMA ini?
Ini sebagai barometer kesuksesan tatanan sekolah sendiri. Merefleksi "kebetahan" siswa dalam habitatnya masing-masing. Jangan jamak menafsirkan sekolah itu baik, namun "Penduduk" di dalamnya mengalami kejenuhan. Dan ini kerap kita lupakan, "suara siswa" kita sendiri. Teringatlah saya saat masih duduk di bangku SMA. Ada sebuah kota saran di tempatkan depan perpustakaan. Orientasinya agar ada ruang kritik pada perkembangan pelajaran, sarana, dan hal-hal terkait dunia persekolahan. Karena itulah, harapan saya moga bisa ditiru. Mari kita buka ruang apresiasi. Dengarkan suara mereka. Dan ajak pula merkea sebagai "anggota" keluarga di sekolah.
2. Bagaimana pendapat Anda tentang Fisika?
Setidaknya ini menyadarkan saya bahwa ada persepsi lain yang membedakan dari insan satu dan lainnya. Betul saya mencintai Fisika, namun apakah objek kita mengalami hal sama? Rasanya perlu pembuktian dengan soal ini. Khawatir saya, siapa tahu mengajar terlalu serius. Sementara pihak lain mengalami "kegagalan minat". Sudah tertanam pada benak anak kita bahwa Fisika itu rumit. Membayang-bayangi kehidupan. Merusak tatanan perkembangan anak. Inilah misteri yang perlu ada solusi. Ingat kata-kata ini:
"Mengapa pola mengajar yang terbaik tidak menghasilkan apresiasi yang baik? Karena sang anak tidak mencintai pelajaran."
3. Bagaimana pendapat Anda mengenai guru-guru di sekolah ini?
Nah, ini paling kompleks dan menarik apabila melihat jawaban siswa. Ada yang menjawab,
".Baik-baik, juga sebagian sih." Artinya mayoritas "tidak diminati". Apa jadinya jika guru menjadi tampilan tidak diminati? Percuma mengajar. Yang tampil di depan hanyalah sosok ditakuti, bukan dicintai. Bukankah pendidikan itu melahirkan cinta?
Ada pula menjawab,
"Beberapa guru cara mengajarnya kurang baik." Ini lagi menjadi titik persoalan. Mengapa tidak bisa "berkembang" wahai guru? Bukankah angket setahun lalu, bahkan 5 tahun lalu pun mendapat jawaban yang sama?
"Beberapa guru cara mengajarnya kurang baik."
Ingat wahai guru, tidak ada rambu "stop" tatkala profesi guru disandang. Yang ada "Menjadi Lebih baik dari hari ke hari."
Bukalah mata kita, siswa adalah manusia yang butuh pola interaksi yang baik pula. Jadilah gurunya manusia.
4. Bagaimana pendapat Anda mengenai orang tua sendiri?
Saat menyampaikan soal ini, serentak siswa pada diam. Entah mengapa, apakah karena soal ini paling gampang di jawab atau sedih untuk dijawab. Hanyalah jawaban angket memberikan gambaran. Mari kita lihat apa jawaban mayoritas anak-anak kita,
".kadang saya merasa jengkel,."
".kadang-kadang saya juga marah.."
".Orang tua saya terlalu menekan saya. "
".Abi jarang di rumah memerhatikan saya.."
"..Ayah orangnya pelit, galak, dan tidak pernah memperhatikan saya."
Dan saya terdiam saat melihat jawaban ini,
"Orang tua saya termasuk orang tua yang belum sukses mendidik anaknya sendiri."
Subhanalloh..
Apa yang dilakukan selama ini? Mencari karir? Namun, mencederai anak sendiri. Memang betul bukan fisik dilukai. Tapi, apakah kita sadar, luka dalam hati lebih perih? Kita tak menyadarkan diri, bahwa karir tersukses adalah "karir" di rumah. Bagaimana melayani anak. Memberikan kasih sayang. Walaupun tak ada uang didapat. Uang bukanlah tolak ukur kebahagiaan. Sudah banyak insan begitu berlimpah ruah kekayaan. Namun, tanyakan soal ini:
"Apakah Anda bahagia bersama kekayaan?"
Mereka menjawab: TIDAK. Family is important. Tidak ada kebahagiaan termulia, selain keluraga. Bersama senyum simpul, memeluk, mencintai. Dan aneka ragam kebahagiaan.
Ah, rasanya malu saya menjadi guru jika tak menjadi orang tua kedua bagi mereka. Meskipun belum berkeluarga, setidaknya sudah memiliki anak 200 orang. Sangat berbagahagialah diri ini, saat bersama mereka.
Saya tiba-tiba "terperangah" melihat jawaban anak yang satu ini,
"Saya tak dapat berkomentar tentang ibu, sebab dari kecil saya tak pernah melihatnya akibat telah dipanggil Alloh."
Nak, izinkan saya menjadi orang tuamu kedua. Bersama bapak mengaruhi badai kehidupan.

9 Februari 2012

بارك الله فيك