Wednesday, January 9, 2013

2 Amanah 1 Pundak

Ninda, sebut saja begitu yang memenuhi panggilan Raihana ke terminal. Ini adalah hari akhir mereka berjumpa, saling melepaskan rindu. Mereka adalah 2 keponakan saya yang pertemuannya harus diakhiri sore tadi. Di saat sebelumnya, ada tawa canda di ruang tamu, bermain bersama, berpegangan tangan ke tempat bermain. Ah, alangkah riangnya menatap pemandangan ini.


Ninda adalah anak perempuan dari kakak sulung saya. Sekarang duduk di bangku TK. Ada keringanan di sana, mengapa? Sebab ibunya sendiri menjadi guru. Sehingga, nuansa edukasi bisa lebih erat. Lain pula dengan Raihana yang saat ini pun masih TK di Parepare, anak dari kakak kedua saya. Perihnya, ibunya telah meninggal dunia di usianya masih kecil 2 tahunan barangkali. Semoga Alloh merahmatimu, nak.

 Raihana pasalnya harus kembali pulang. Sudah saatnya kembali ke Parepare, sebab besok sekolah. Dengan adanya perpisahan antara Ninda dan Raihana, membuat saya membatinkan perasaan: "pentingnya silaturrahmi" meskipun masih kekinian. Memang akrab kita temui, lumrah, bahwa anak-anak memang demikian. Artikulasinya selalu dekat. Tetapi, ada sebuah pertanyaan mesti kita jawab, apakah kedekatan mereka dijamin hingga dewasa?

 Kita telah melihat tatanan silaturrahmi warga di sekitar kita, ada yang gara-gara persoalan 'kata' hingga harus memutus jalinan kekeluargaan, klimaksnya soal 'harta', mereka bahkan saling membunuh. Naudzubillah min dzalik.

 Teringat saya dengan anak privat mengaji. Dia memiliki 2 kakak yang sudah 5 tahun tak pernah bercakap. Padahal serumah? Palingan 2 momentum saya menjadi ajang salaman: idul fitri dan idul adha. Inilah disebut 'neraka tiggal serumah'. Apa yang mau dibangun? Sementara keluarga retak? Kita telah membangun tinggi dinding rumah, dan bersamaan dengan itu, kita telah meruntuhkan jalinan silaturrahmi. Semoga bukan dikeluarga kita. Amin.

 Ninda dan Raihana adalah 2 profil bagi saya untuk memberikan mereka perhatian, cinta. Meskipun hanya sebatas 'Om'. Memanggil mereka ke jalan yang lurus (para salafus sholeh). Mengarahkan dakwah bersamanya.

 Sekecil apapun fisik mereka, saya harus belajar kepadanya, betapa Ninda memperjuankan nilai silaturrahmi hingga harus ke terminal menemani Raihana (sepupunya) ke terminal. Pertemanan mereka sudah terasa puas bagi saya untuk bersyukur kepada Alloh. Alhamdulillah, saya masih memiliki keponakan-keponakan berlian. Dan kelak mereka akan dewasa, insya Alloh. Semoga Alloh tetap menjaga mereka. Amin.

 24 April 2012

0 comments:

Post a Comment

Silahkan diisi, komentar Anda sangat membangun: بارك الله فيك