"Tulisan adalah pengusung peradaban. Tanpa tulisan, sejarah menjadi
sunyi, ilmu pengetahuan lumpuh, serta pikiran, dan spekulasi mandek."
Tinggi dan majunya peradaban suatu bangsa selalu ditandai atau linear dengan produktivitas menulis. Kemajuan peradaban Yunani, Islam, India, dan Cina disebabkan keterkaitan mereka dalam kelanjutan semangat dan distribusi ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, keterkaitan budaya. Yunani merupakan peletak dasar yang menempatkan tulisan sebagai bagian dari distribusi budaya. Dengan kata lain peradaban buku mulai dibangun oleh Yunani. Kemudian disusul oleh negara-negara di atas.
Deal or no deal, India yang saat ini menjadi raksasa ekonomi suatu saat akan menggeser raksasa Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, dan Jepang. Hal ini terwujud karena India telah membangun pondasi sejak lama untuk menuju masa keemasan dan beberapa tahun ke depan. Negara tersebut memiliki tradisi kuat yang berbasis pada dunia perbukuan. Saat ini, India merupakan negara produsen buku terbesar di dunia dan tradisi membaca dan menulis masyarakat tersebut telah menjadi tabiat paten. Dengan demikian, tercipta iklim yang kondusif bagi pengembangan ilmu dan suatu saat akan mencapai titik klimaks.
Warisan apa mestinya diimplementasikan oleh kompasianer?
Warisan adalah harta peninggalan yang ditinggalkan pewaris kepada ahli waris. Warisan berasal dari bahasa Arab. Al-miirats, dalam bahasa arab adalah bentuk masdar (infinititif) dari kata waritsa- yaritsu- irtsan- miiraatsan. Maknanya menurut bahasa ialah 'berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain'. Atau dari suatu kaum kepada kaum lain.
Ahli waris adalah orang-orang yang berhak menerima harta peninggalan (mewarisi) orang yang meninggal, baik karena hubungan keluarga maupun karena memerdekakan hamba sahaya (wala').
Namun, ditulisan ini tentunya mengarah kepada warisan para kompasianer, apakah itu? Itulah tulisan sehat. Ahli waris mereka adalam pembacanya naskahnya.
Tulisan sehat adalah sangat jarang ditemukan, kecuali bagi mereka (kompasianer) betul-betul mengharapkan perubahan kepada para pembacanya. Tulisan sehat selalu menuai ketajaman argumen dan sumber. Dan berdampak sehat peruntukan pembaca.
Kendala Budaya Menulis
Salah satu kelemahan mendasar yang telah diidentifikasi sebagai biang adalah budaya budaya menulis sangat rendah dalam perbukuan di Indonesia. Selalu saja orang berargumentasi perlu bakat untuk menorehkan pena. Sesungguhnya asumsi demikian tidak perlu berlarut-larut. Setiap orang pada dasarnya bisa menulis. Menulis makalah, menulis puisi, menulis surat pembaca, menulis naskah pidato, menulis ringkasan kuliah, menulis laporan praktikum, menulis bahan presentasi, dan sebagainya menunjukkan bahwa orang tersebut punya "bakat" menulis. Persoalan menulis tidak terletak pada bakat, tetapi lebih pada masalah mental atau komitmen yang tidak pernah terbangun. Singkirkan anggapan bahwa menulis itu sulit. Yakinlah bahwa semua orang bisa menulis. Apapun bisa dipelajari termasuk menulis buku. Kuncinya terletak pada kemauan. Dimana ada kemauan, disitu ada jalan. Oleh karena itu, ada anggapan bahwa jika kita sudah bisa berbicara, maka itu artinya kita sudah bisa menulis.
Persoalan kedua yang membuat orang enggan menulis adalah kesibukan atau tidak punya waktu. Waktu memang menjadi persoalan bagi orang yang sibuk, namun asal ada kemauan yang kuat, persoalan waktu bisa diatasi. Asalkan sesorang mengelola waktunya secara efektif, maka sesibuk-sibuknya seseorang pasti dia punya waktu luang untuk menulis. Waktu sisa yang hanya 10 menit sekalipun sangat berharga untuk menuliskan beberapa kalimat. Yang penting adalah orang harus mau menyisihkan waktunya setiap hari untuk menulis, maka cepat atau lambat orang tersebut mampu menghasilkan buku.
Yang mana tulisan Tidak Sehat Itu?
Apa hukum membaca dan menulis kisah fiksi dan cerita yang bisa membangkitkan imajinasi? Dan apakah jika kisah-kisah ini membantu memperbaiki beragam masalah sosial, maka kisah-kisah ini diperbolehkan?
Jawab:
Kisah fiksi seperti ini merupakan kedustaan yang hanya menghabiskan waktu si penulis dan pembaca tanpa memberikan manfaat. Jadi lebih baik bagi seseorang untuk tidak menyibukkan diri dengan perkara ini (menulis atau membaca cerita fiksi-ed).
Apabila kegiatan membaca atau menulis kisah fiksi ini membuat seseorang lalai dari perkara yang hukumnya wajib, maka kegiatan ini hukumnya haram. Dan apabila kegiatan ini melalaikan seseorang dari perkara yang hukumnya sunnah maka kegiatan ini hukumnya makruh. Dalam setiap kondisi, waktu seorang muslim sangat berharga, jadi tidak boleh bagi dirinya untuk menghabiskan waktunya untuk perkara yang tidak ada manfaatnya.
(Fatwa Syaikh Fauzan di ad-Durar an-Naadhirah fil-Fataaawa al-Mu'aasirah - Pages 644-645, al-Fowzaan - ad-Da'wah 1516, Jumaada al-Oolaa 1416AH)
Diterjemahkan dari http://www.fatwa-online.com/fataawa/miscellaneous/miscellaneous/0070823.htm
untuk http://ulamasunnah.wordpress.com
Lihat: http://fiksi.kompasiana.com/cerpen/2011/12/06/warisan-para-kompasianer-is-tulisan-sehat/
6 Desember 2011
Tinggi dan majunya peradaban suatu bangsa selalu ditandai atau linear dengan produktivitas menulis. Kemajuan peradaban Yunani, Islam, India, dan Cina disebabkan keterkaitan mereka dalam kelanjutan semangat dan distribusi ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, keterkaitan budaya. Yunani merupakan peletak dasar yang menempatkan tulisan sebagai bagian dari distribusi budaya. Dengan kata lain peradaban buku mulai dibangun oleh Yunani. Kemudian disusul oleh negara-negara di atas.
Deal or no deal, India yang saat ini menjadi raksasa ekonomi suatu saat akan menggeser raksasa Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, dan Jepang. Hal ini terwujud karena India telah membangun pondasi sejak lama untuk menuju masa keemasan dan beberapa tahun ke depan. Negara tersebut memiliki tradisi kuat yang berbasis pada dunia perbukuan. Saat ini, India merupakan negara produsen buku terbesar di dunia dan tradisi membaca dan menulis masyarakat tersebut telah menjadi tabiat paten. Dengan demikian, tercipta iklim yang kondusif bagi pengembangan ilmu dan suatu saat akan mencapai titik klimaks.
Warisan apa mestinya diimplementasikan oleh kompasianer?
Warisan adalah harta peninggalan yang ditinggalkan pewaris kepada ahli waris. Warisan berasal dari bahasa Arab. Al-miirats, dalam bahasa arab adalah bentuk masdar (infinititif) dari kata waritsa- yaritsu- irtsan- miiraatsan. Maknanya menurut bahasa ialah 'berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain'. Atau dari suatu kaum kepada kaum lain.
Ahli waris adalah orang-orang yang berhak menerima harta peninggalan (mewarisi) orang yang meninggal, baik karena hubungan keluarga maupun karena memerdekakan hamba sahaya (wala').
Namun, ditulisan ini tentunya mengarah kepada warisan para kompasianer, apakah itu? Itulah tulisan sehat. Ahli waris mereka adalam pembacanya naskahnya.
Tulisan sehat adalah sangat jarang ditemukan, kecuali bagi mereka (kompasianer) betul-betul mengharapkan perubahan kepada para pembacanya. Tulisan sehat selalu menuai ketajaman argumen dan sumber. Dan berdampak sehat peruntukan pembaca.
Kendala Budaya Menulis
Salah satu kelemahan mendasar yang telah diidentifikasi sebagai biang adalah budaya budaya menulis sangat rendah dalam perbukuan di Indonesia. Selalu saja orang berargumentasi perlu bakat untuk menorehkan pena. Sesungguhnya asumsi demikian tidak perlu berlarut-larut. Setiap orang pada dasarnya bisa menulis. Menulis makalah, menulis puisi, menulis surat pembaca, menulis naskah pidato, menulis ringkasan kuliah, menulis laporan praktikum, menulis bahan presentasi, dan sebagainya menunjukkan bahwa orang tersebut punya "bakat" menulis. Persoalan menulis tidak terletak pada bakat, tetapi lebih pada masalah mental atau komitmen yang tidak pernah terbangun. Singkirkan anggapan bahwa menulis itu sulit. Yakinlah bahwa semua orang bisa menulis. Apapun bisa dipelajari termasuk menulis buku. Kuncinya terletak pada kemauan. Dimana ada kemauan, disitu ada jalan. Oleh karena itu, ada anggapan bahwa jika kita sudah bisa berbicara, maka itu artinya kita sudah bisa menulis.
Persoalan kedua yang membuat orang enggan menulis adalah kesibukan atau tidak punya waktu. Waktu memang menjadi persoalan bagi orang yang sibuk, namun asal ada kemauan yang kuat, persoalan waktu bisa diatasi. Asalkan sesorang mengelola waktunya secara efektif, maka sesibuk-sibuknya seseorang pasti dia punya waktu luang untuk menulis. Waktu sisa yang hanya 10 menit sekalipun sangat berharga untuk menuliskan beberapa kalimat. Yang penting adalah orang harus mau menyisihkan waktunya setiap hari untuk menulis, maka cepat atau lambat orang tersebut mampu menghasilkan buku.
Yang mana tulisan Tidak Sehat Itu?
Apa hukum membaca dan menulis kisah fiksi dan cerita yang bisa membangkitkan imajinasi? Dan apakah jika kisah-kisah ini membantu memperbaiki beragam masalah sosial, maka kisah-kisah ini diperbolehkan?
Jawab:
Kisah fiksi seperti ini merupakan kedustaan yang hanya menghabiskan waktu si penulis dan pembaca tanpa memberikan manfaat. Jadi lebih baik bagi seseorang untuk tidak menyibukkan diri dengan perkara ini (menulis atau membaca cerita fiksi-ed).
Apabila kegiatan membaca atau menulis kisah fiksi ini membuat seseorang lalai dari perkara yang hukumnya wajib, maka kegiatan ini hukumnya haram. Dan apabila kegiatan ini melalaikan seseorang dari perkara yang hukumnya sunnah maka kegiatan ini hukumnya makruh. Dalam setiap kondisi, waktu seorang muslim sangat berharga, jadi tidak boleh bagi dirinya untuk menghabiskan waktunya untuk perkara yang tidak ada manfaatnya.
(Fatwa Syaikh Fauzan di ad-Durar an-Naadhirah fil-Fataaawa al-Mu'aasirah - Pages 644-645, al-Fowzaan - ad-Da'wah 1516, Jumaada al-Oolaa 1416AH)
Diterjemahkan dari http://www.fatwa-online.com/fataawa/miscellaneous/miscellaneous/0070823.htm
untuk http://ulamasunnah.wordpress.com
Lihat: http://fiksi.kompasiana.com/cerpen/2011/12/06/warisan-para-kompasianer-is-tulisan-sehat/
6 Desember 2011
KISAH NYATA PNS
ReplyDeleteBpk Drs Warli, M.Si No Hp
0823-4488-3939
3 Kali Gagal di Seleksi CPNS Membuatku Semakin Termotivasi dan Akhirnya Berhasil
Sampai sekarang PNS adalah profesi yang sangat diidam-idamkan oleh kebanyakan orang di Indonesia. Terbukti, setiap kali pemerintah membuka pendaftaran CPNS, peserta yang mendaftar selalu membludag.
Menjadi PNS memang nikmat sekali rasanya. Wajar jika ribuan orang rela berdesak-desakan demi mendapatkan kursi PNS.
Saya Akan Berbagi Cerita Nyata Dengan Kalian Semua.
Mohon maaf mengganggu waktu dan rutinitas ibu/bapak,saya cuma bisa menyampaikan melalui KOMENTAR ini dan semoga bermanfaat, saya seorang honorer baru saja lulus jadi PNS tahun 2015 yang lalu, dan Saya ingin berbagi cerita kepada anda, Bahwa dulunya saya ini cuma seorang Honorer di SMU Negeri 1 BATURAJA, Sudah 13 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, namun hasilnya nol bahkan saya sempat putus asah, namun teman saya memberikan no tlp Bpk Drs Warli, M.Si beliau selaku (Kepala Biro Kepegawaia dan Kerjasama antar Lembaga)di BKN PUSAT. saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan ke jakarta untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau yang sudah mau membantu saya, itu adalah kisa nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya anda bisa,Hubungi Bpk Drs Warli, M.Si no HP Beliau: 0823-4488-3939 siapa tahu beliau masih bisa membantu anda untuk mewujudkan impian anda menjadi PNS.
Sedikit Tambahan Bahwa tanggal 02 Desember 2015 kemarin saya melakukan komunikasi pembiciraan kepada beliau untuk bisa meluluskan adik saya sebagai CPNS ke PNS.
Memang Pemerintahan Sudah mengeluarkan kebijakan mengejutkan, yakni melakukan moratorium penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Selama 5 Tahun & Masalah Ini Sudah Saya Sampaikan Kepada Bpk Drs Warli, M.Si Beliau Hanya menyampaikan kepada saya selama kita masih berusaha maka di situ pasti ada jalan.,wassalam