Saya sangat senang hari Jum'at kemarin. Maksud saya saat sang khatib
memberikan pencerahan yang sangat mendalam. Betul-betul menusuk-nusuk ke hati
atas narasi yang ia bawakan. Saya mengingat 2 kalimat dan itu menyentuh:
1. "Kita ibarat pengembara di dunia ini. Yang menyiapkan perbekalan
untuk hari sebenarnya (akhirat)."
2. "Di dunia ini waktu beramal belum ada hisab (perhitungan). Dan di
akhirat kelak waktu hisab (perhitungan) dan tidak ada lagi waktu
beramal."
Inilah 2 kalimat hingga menumbuk perasaan saya. Mengantarkan saya untuk
mengembunkan air mata. Saya menunduk, mengevaluasi kinerja selama di dunia,
"Apa yang saya persiapkan untuk akhiratku?"
Sungguh, momen ini sulit dilupakan. Ada banyak manusia di sekitar kita yang
aksi hanyalah 'percuma belaka', tidak ada persiapan matang di hari kemudian.
Proposal kehidupan akhirat kita masih 'abu-abu'. Tidak ada rekomendasi penuh
kepastian, kecuali hanya implementas amalan sholeh yang diridhoi Alloh.
Sang penceramah telah mengisi ruang kabur yang selama ini memendap. Saya pun
mengunduh hal itu. Jazakumullohu khoir, khatib. Pilihan hidup harus dipilih dan
pasti beresiko. Pilihlah yang berujung kebaikan di akhirat kita. Bismillah.
3 Maret 2012
Sunday, December 30, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment
Silahkan diisi, komentar Anda sangat membangun: بارك الله فيك