Lanjutan dari Ronde II:
Dari beberapa kekeliruan "berwajah" motivasi
penulisan, adalah:
1.3. Butuh Latar Belakang Penulis
untuk Menjadi Penulis
Memang, penulisan adalah wacana yang kerap
diperbincangkan, hingga beberapa konsumen naskah "terkagum-kagum" dengan
penulis, seolah-olah mereka mengatakan, "Wah, hebat sekali penulis ini, pasti
dari keturunan penulis." Apakah betul demikian? Menulis itu hasil gen kembar
dari "atas"?
Kalau kita berpijak dari semua penulis hingga
saat ini, sebagian kecil saja yang memiliki keturunan penulis. Dan mayoritas
penulis itu lahir dari ketidakseragaman profesi pihak keluarganya. Ambil contoh
Ustadz Dzulqarnain, Ustadz Abdul Qadir, mereka-mereka ini menulis dengan
produktif hampir tiap pekan memberikan pencerahan untuk ummat. Dan ketika
ditelusuri apakah ada sesuatu yang sama dari parents mereka? Jawabannya tidak.
Bahkan mereka "menelurkan" tulisan dengan asumsi dakwah. Mereka mengisi rubrik
di www.an-nashihah.com dan
www.almakassari.com.
Ini memberitahukan kita, betapa mudahnya
penulisan itu. Kebutuhan utama adalah minat, dan aksi. Banyak orang meminati
dunia aksara ini. Namun, apa daya tangan tak sampai. Mengapa? Karena yang
digengam cuma minat, tanpa aksi.
Latar belakang apapun kita, berdarah non penulis
tetap berpotensi melahirkan tulisan. Ingat, tulisan berbobot. Bukan
menyimpang.
1.4. Ingin Menjadi Public
Figure
Duhai, malu sebenarnya kita ini, jika menyepakati
tulisan 1.4. Mengapa? Seolah-olah kita mengejar dunia. Kebanyakan para penulis
mengidap penyakit ini, katanya dengan Public Figure, kita bisa disapa orang
asing tanpa kita mengenalnya, "Fulan, Fulaaaan, Fulaaaan, minta tanda tangannya
dong! Kamu kan penulis buku keren itu!" Luar biasa, betapa malu kita
mengharapkan dunia seperti ini. Hal inilah yang disinyalir oleh Rosululloh, ".
aku khawatir akan dibentangkan dunia atas kalian sebagaimana telah dibentangkan
atas orang-orang sebelum kalian. Lalu kalian pun berlomba-lomba padanya
sebagaimana mereka berlomba-lomba padanya. Kemudian dunia itu akan menghancurkan
kalian sebagaimana telah menghancurkan mereka." (HR. Al-Bukhariy no.3158 dan
Muslim no.2961) Naudzubillah.
Mari kita mengingat, popularitas adalah dambaan
bagi "segelintir" orang. Tapi, ingat, jangan dipaksa-paksakan. Apakah dengan
aksi "gemar" memaksakan tulisan berbobot. Menulislah dengan ikhlas, semata-mata
hanya kepada Alloh. Biarkan mengalir tulisan itu. Dalam dunia ini, pasti ada
kontroversi tulisan, dan ada pula pro. Tidak jadi masalah, wong kita
berbeda-beda dari asal. Bangun proyek naskah kita dengan alasan "shohih", tanpa
interfensi luar. Ingat, semua aspirasi konsumen adalah efek, bukan tujuan
meluncurkan tulisan.
Banyak orang mengklain menjadi public figur
adlaah kesempatan emas. Contohnya ini, seorang penulis mengatakan dalam
bukunya,
"Secara pribadi, hal yang paling nikmat
ketika menjadi seorang public figure adalah
kesempatan memiliki peluang-peluang yang mungkin tidak dimiliki oleh orang
biasa."
Secara batin, saya merasa tidak aman dengan
perkataan ini, seolah-olah yang tidak menjadi public figure adalah tidak
mendapatkan "kenikmatan". Subhanalloh. Sekali lagi, apakah penulis itu memiliki
visi berpangkat public figure? Penulis "murni" adalah mereka
yang memperjuangkan kebenaran, meskipun bukan public figur bahkan mereka diklaim
stupid figure. Tapi, toh, mereka aman-aman saja.
Lihatlah Ibnul Qoyyim, bersahabat dengan jeruji
penjara akibat dakwahnya, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab diusir dai kota
kelahirannya efek dakwah tauhid mereka. Dan masih menjamur lagi perjalanan para
penulis dalam mengerungi dunia keikhlasan.
Bersambung.
28 Desember 2011
KISAH NYATA PNS
ReplyDeleteBpk Drs Warli, M.Si No Hp
0823-4488-3939
3 Kali Gagal di Seleksi CPNS Membuatku Semakin Termotivasi dan Akhirnya Berhasil
Sampai sekarang PNS adalah profesi yang sangat diidam-idamkan oleh kebanyakan orang di Indonesia. Terbukti, setiap kali pemerintah membuka pendaftaran CPNS, peserta yang mendaftar selalu membludag.
Menjadi PNS memang nikmat sekali rasanya. Wajar jika ribuan orang rela berdesak-desakan demi mendapatkan kursi PNS.
Saya Akan Berbagi Cerita Nyata Dengan Kalian Semua.
Mohon maaf mengganggu waktu dan rutinitas ibu/bapak,saya cuma bisa menyampaikan melalui KOMENTAR ini dan semoga bermanfaat, saya seorang honorer baru saja lulus jadi PNS tahun 2015 yang lalu, dan Saya ingin berbagi cerita kepada anda, Bahwa dulunya saya ini cuma seorang Honorer di SMU Negeri 1 BATURAJA, Sudah 13 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, namun hasilnya nol bahkan saya sempat putus asah, namun teman saya memberikan no tlp Bpk Drs Warli, M.Si beliau selaku (Kepala Biro Kepegawaia dan Kerjasama antar Lembaga)di BKN PUSAT. saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan ke jakarta untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau yang sudah mau membantu saya, itu adalah kisa nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya anda bisa,Hubungi Bpk Drs Warli, M.Si no HP Beliau: 0823-4488-3939 siapa tahu beliau masih bisa membantu anda untuk mewujudkan impian anda menjadi PNS.
Sedikit Tambahan Bahwa tanggal 02 Desember 2015 kemarin saya melakukan komunikasi pembiciraan kepada beliau untuk bisa meluluskan adik saya sebagai CPNS ke PNS.
Memang Pemerintahan Sudah mengeluarkan kebijakan mengejutkan, yakni melakukan moratorium penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Selama 5 Tahun & Masalah Ini Sudah Saya Sampaikan Kepada Bpk Drs Warli, M.Si Beliau Hanya menyampaikan kepada saya selama kita masih berusaha maka di situ pasti ada jalan.,wassalam