Ada kabar buruk bagi para penulis! Baik yang
senior maupun yang meniti puncak popularitas. Apakah itu? Jika penulis memiliki
orientasi pedagang. Tidak ada yang salah, namun sangat disayangkan jika penulis
menyajikan menu tulisan paksa. Apakah ada kaitan kualitas tulisan dengan gaya
paksa? Jelas erat sekali kaintannya, seperti semut memburu gula. Coba bayangkan
bagaimana antusias semut jika mendapat provokasi ada gula. Mereka
berbondong-bondong mengaktualisasikan tenaga menuju sumber. Begitu pulalah,
bagaimana kedudukan penulis terprovokasi "harga", mereka menulis hanya melihat
dari faktor keuntungan mengayakan diri. Sehingga tak sadar, mereka telah terjun
dalam partai baru: PMP (Persatuan Penulis Paksa).
Sekali lagi, tidak ada salah dalam panghargaan
sebuah tulisan, sumber masalah cuma satu: TIDAK IKHLAS. Coba perhatikan
bagaimana sosok penulis yang ikhlas? Memang tidak ada bisa memberi contoh
pribadi itu, namun, bisa disinyalir ciri-ciri tulisan mereka. Ada beberapa,
diantaranya:
Menulis
karena Allah. Mereka menyatakan dalam diri bahwa tulisan itu dakwah,
bukan sekadar melempar isu. Tetapi, tulisan adalah akses menanamkan dalil kepada
seseorang, dengan indikator karena Allah.
Niat,
tidak terprovokasi oleh harta. Sehingga tulisan mereka mengalir lurus
saja, tidak peduli hambatan dalam resiko komentar. Tulisan mereka bias, apakah
sejajar pemikiran masyarakat, maupun nuansa kontroversial. Dimana saja mereka
memberikan sumbangsih pemikiran. Dengan dalih, kuatnya referensi dan bisa
bertanggung jawab.
Jumlah
kata bebas. Jangan menganngap enteng sebuah kata singkat. Coba
perhatikan bagaimana kebahagiaan seseorang yang mendapatkan mutiara 1 butir.
Sungguh, memberikan nilai tambah pada kepuasan diri. Bagaimana dengan 2 butir, 3
butir? Nah, inilah gambaran bagi mereka yang membeberkan kata singkat namun
berharga. Sungguh, kata-kata ini banyak diingatkan pada Al-Qur'an ataupun hadits
shohih. Sebagai contoh, "Apakah sama orang yang berilmu dan tidak berilmu?"
Judul
Tak Mesti Mengikuti Perkembangan Terakhir. Menulis adalah kunci ikhlas, tuliskan
saja, jangan memaksakan diri agar mendapat posisi HL. Ini diibaratkan
mencangkokkan diri pada pot yang potnya sudah penuh. Mengalir saja. Anggap
judulnya, "Engkau Parasit Agama."
Dan masih banyak lagi penunjang agar tulisan itu
bisa ikhlas, yang penting berangkalah terlebih dahulu pada sosok ikhlas, insya
Alloh, tulisan pun menjadi ikhlas. Benang merahnya, jangan menjadi anggota PMP
(Persatuan Penulis Paksa), jika sudah masuk tanpa sadar, keluarlah! Cari jalan
hidup yang baru. Meniti karir dengan ikhlas lebih aman dan berberkah.
28
November 2011
0 comments:
Post a Comment
Silahkan diisi, komentar Anda sangat membangun: بارك الله فيك