Luar biasa, pasca menurunkan tulisan Penulis
Mendebat "Penulis" [Ronde I], saya mendapatkan aroma baru dalam pentas
perdebatan ini, ada yang mengoreksi napak tilas huruf-huruf saya, ada pula
"memantulkan" kembali wacana 'menuls itu ibadah', dan itu semua kembali kepada
ucapan "jazakumullohu khoir" bagi mereka. Sekarang kila lanjut ke ronde ke-2.
Namun, saya sedikit sanggah dulu komen-komen yang jatuh di tenda saya,
1. Seorang kawan yang tericinta memberi komentar
pada Ronde I kemarin, "..ejaan dan cara penulisannya mungkin baiknya
diperhatikan baik2 dulu sebelum dipublish, K'. Ada beberapa kesalahan ejaan dan
cara penulisan yang menurut saya harusnya tidak terjadi"...
Bantahan:
Sebenarnya saya mengambil sumber dalam
kepenulisan dari beragam buku, dan tolak ukur kepenulisan adalah mengakhirkan
proses editing. Nah, hal inilah yang memicu saya untuk terus menulis. Tanpa
menoleh kepada kesalahan yang disebutkan saudara saya. Menimbang pada saat
menurunkan tulisan itu, saya dalam keadaan genting. Kenapa? Pada hari itu,
sempat menurunkan 3 tulisan pada limit waktu sejam, kira-kira. Tambah lagi, saya
menulisa dengan 10 jari. Pahamkan, jari itu kadang terbang-terbang, sehingga tak
tahu dimana ia transit. Apakah ke huruf 'a' padahal minat hati ke 's'. Tapi,
sebagai tambahan masukan dan saran, saya sangat apresiatif terhadap masukan itu,
demi kesejahteraan album tulisan. Dunia aksara kontemporer ini, kebanyakannya
berbingkai pada produktifitas dengan tulisan teredit, namun yang digandeng
tulisan "keliru" tanpa sadar.
2. Lain lagi dengan kawan saya ini, angapannya, "
menulis itu salah satu uslub Dakwah, jika contentnya Islami, Apa jadinya jika
Al-Quran jika ...itu tidak dituliskan pada lembar-lembar papirus? Apa jadinya
jika para Ulama Islam bukan orang-orang yang bookholic. Pada masa kejayaan
Islam, meski belum ada percetakan Buku-buku bertebaran bak jamur di musim hujan.
Semua siswa mencatat apa yang mereka pelajari. Para Ulama mengabadikan ingatan
mereka dengan tinta dan darah..."
Bantahan:
Apresiasi tetap pada orang itu, makasih yah demi
"kedewasaan" dunia aksara saya. Ketahuilah, memang, dan sepakat saya, bahwa
menulis adalah uslub Dakwah. Dan perlu saya tekankan lebih dalam. Tulisan saya
pada Ronde I, mengajak kita berpikir bahwa tulisan secara "umum" bukan dakwah.
Dan juga, meskipun konten Islamiy, masih dipertanyakan dakwah apa yang dia
maksud? Apakah dakwah mengajak kepada alirannya? Mengajak kepada manhajnya? Atau
ada visi misi pemikiran "buram" dengan baju islamiy? Semua harus jelas dan
kritis. Membangun naskah bukan hanya dengan semangat islamiy, tapi dengan
korelasi dalil shohih. Sekali laigi, tulisan Ronde I, hanya menyinggung secara
umum. Siapa saja yang mengklaim secara umum, "menulis adalah ibadah". Tetapi,
secara khusus, jelas, saya pun sejalur dengan ajakan berdakwah mediasi tulisan
(baca: uslub dakwah). Dengan syarat, harus jelas konten islaminya. Shohih atau
non shohih.
Bersambung...
28 Desember 2011
KISAH NYATA PNS
ReplyDeleteBpk Drs Warli, M.Si No Hp
0823-4488-3939
3 Kali Gagal di Seleksi CPNS Membuatku Semakin Termotivasi dan Akhirnya Berhasil
Sampai sekarang PNS adalah profesi yang sangat diidam-idamkan oleh kebanyakan orang di Indonesia. Terbukti, setiap kali pemerintah membuka pendaftaran CPNS, peserta yang mendaftar selalu membludag.
Menjadi PNS memang nikmat sekali rasanya. Wajar jika ribuan orang rela berdesak-desakan demi mendapatkan kursi PNS.
Saya Akan Berbagi Cerita Nyata Dengan Kalian Semua.
Mohon maaf mengganggu waktu dan rutinitas ibu/bapak,saya cuma bisa menyampaikan melalui KOMENTAR ini dan semoga bermanfaat, saya seorang honorer baru saja lulus jadi PNS tahun 2015 yang lalu, dan Saya ingin berbagi cerita kepada anda, Bahwa dulunya saya ini cuma seorang Honorer di SMU Negeri 1 BATURAJA, Sudah 13 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, namun hasilnya nol bahkan saya sempat putus asah, namun teman saya memberikan no tlp Bpk Drs Warli, M.Si beliau selaku (Kepala Biro Kepegawaia dan Kerjasama antar Lembaga)di BKN PUSAT. saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan ke jakarta untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau yang sudah mau membantu saya, itu adalah kisa nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya anda bisa,Hubungi Bpk Drs Warli, M.Si no HP Beliau: 0823-4488-3939 siapa tahu beliau masih bisa membantu anda untuk mewujudkan impian anda menjadi PNS.
Sedikit Tambahan Bahwa tanggal 02 Desember 2015 kemarin saya melakukan komunikasi pembiciraan kepada beliau untuk bisa meluluskan adik saya sebagai CPNS ke PNS.
Memang Pemerintahan Sudah mengeluarkan kebijakan mengejutkan, yakni melakukan moratorium penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Selama 5 Tahun & Masalah Ini Sudah Saya Sampaikan Kepada Bpk Drs Warli, M.Si Beliau Hanya menyampaikan kepada saya selama kita masih berusaha maka di situ pasti ada jalan.,wassalam