Sunday, December 30, 2012

Sudahkan Keislaman Kita "Sejernih Mata Air"?

"Mata air yang bersih akan menghasilkan keluaran bersih pula."


Jangan ada waktu tanpa menyimpan album hikmah dari beberapa orang. Itulah semalah saya lakukan. Selepas shalat maghrib sengaja memanggil teman yang kerap memberikan ceramah dan memiliki keunikan tersendiri. Apa itu?
Selalu ada kata-kata hikmah ia sisipkan dalam dialog-dialog. Entah bagaimana menyelesaikan persoalan kehidupan yang kian kompleks, maupun situasi keberagamaan seseorang yang carut marut.


Kali ini, ia menjelaskan bagaimana pola "mata air bersih dan keruh".


 Kira-kira seperti ini gambaran beliau,
"Mata air yang jernih itu menghasilkan air yang jernih pula. Yang kemudian apabila diteruskan sampai ke jarak yang jauh, tetap bersih. Meskipun diterpa dengan kotoran. Karena apabila ditapis, lebih mudah mendapatkan air yang jernih pula. Dia akan tetap bersih kembali.
Sangat berbeda dengan mata air yang kotor, apabila diteruskan akan tetap kotor. Meskipun ditapis, sangat susah kembali bersih. Karena tabiatnya kotor."


Itulah secarik kalimat hikmah dari beliau. Saya kemudian mengambil kesimpulan dan menyerempet langsung menambah kalimatnya,


"Mungkin itulah perumpamaan bagi orang yang mau beragama Islam dengan baik dan benar. Harusnya mencari dari sumber yang bersih. Dan dekat dengan mata air. Itulah para pengikut generasi salaf." Apa itu salaf?
Dilansir dari situs (http://www.darussalaf.or.id/stories.php?id=124) bahwa :


"Arti salaf secara bahasa adalah pendahulu bagi suatu generasi. Sedangkan dalam istilah syariah Islamiyah as-salaf itu ialah orang-orang pertama yang memahami, mengimami, memperjuangkan serta mengajarkan Islam yang diambil langsung dari shahabat Nabi salallahu 'alaihi wa sallam, para tabi'in (kaum mukminin yang mengambil ilmu dan pemahaman/murid dari para shahabat) dan para tabi'it tabi'in (kaum mukminin yang mengambil ilmu dan pemahaman/murid dari tabi'in). Sstilah yang lebih lengkap bagi mereka ini ialah as-salafus shalih. Selanjutnya pemahaman as-salafus shalih terhadap Al-Qur'an dan Al-Hadits dinamakan as-salafiyah. Sedangkan orang Islam yang ikut pemahaman ini dinamakan salafi. Demikian pula dakwah kepada pemahaman ini dinamakan dakwah salafiyyah."


Iya, salaf adalah generasi "mata air". Merekalah generasi yang dekat sumber keislamaan saat Rosululloh masih hidup. Dan apabila kita jauh dari sumber yang benar, maka "keruh" kita mendapatkan air bersih. Yang kita dapat adalah serpihan kesalahan dalam mengambil sumber keislaman benar.


Semoga Alloh mengembalikan kita ke jalan para salaf. Memurnikah pemahaman mendekat kepada sumber. Karena disanalah "kejernihan". Mengapa jamak manusia memiliki pemahaman keliru. Jawabannya mudah. Mereka memilih mengambil air keruh di sumber yang keruh.


Dan rekan yang lain menambah hari ini, mengutip firman Alloh subhanahu wa ta'ala, artinya:
"Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin (generasi salafi), Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali." (QS. an-Nisa: 115)
9 Februari 2012

0 comments:

Post a Comment

Silahkan diisi, komentar Anda sangat membangun: بارك الله فيك