Sunday, December 30, 2012

Pro-Kontra 'Ikhwa' vs 'Orang Awam'

Sangat berbeda antara mementingkan pribadi dan mengutamakan orang lain.
Inilah kaitan-kaitan yang kerap dianggap sepele, sementara dalam arah perubahan mengambil andil cukup besar. Itulah silaturrahmi dengan orang awam.

Terkait manusia yang sudah dijamah oleh hidayah, kadang-kadang membentuk aksi kurang baik. Katakan saja, setelah itu, kita hanya memperdulikan diri sendiri. Saya sempat ngobrol dengan seorang ustadz, beliau mengungkapkan hal ini, tingkat kepedulian ikhwa sangat minim. Sehingga, yang lahir adalah "nafsi-nafsi".

Dikatakan, kadang-kadang jika ta'lim, yang saat itu ada orang awam pun menyimak, tetapi para ikhwa lain tidak menyapa. Mereka hanya kembali ke sesama ikhwa. Orang awam pun menyendiri.

Sangat kasihan!
Maka terjadilah rasa 'malu', di diri orang awam ini. Hatinya ingin menyapa ikhwa, tapi dia 'tabu'. Dan ikhwa pun merasa 'kikir' untuk menjamah orang awam. Tiada salam, melapangkan temat ta'lim, memanggilnya untuk sekedar bercakap.

Teringatlah kita sebuah ungkapan,
Umar ibnul Khaththab berkata,
"Ada tiga hal yang akan membuat kecintaan saudaramu kepadamu menjadi tulus:
- engkau mengucapkan salam ketika bertemu dengannya,
- melapangkan majelis untuknya,
- dan memanggilnya dengan nama yang paling disenanginya."
Dimanakah rasa cinta kita selaku ikhwa? Bagaimana jika Alloh menyimpan rasa 'awam' pada diri ini, dan kemudian tidak ada manusia menyapa kita, melapangkan majelis, memanggil kita? Sungguh, pemandangan sangat sepi.

Dan bertambahlah kesedihan kita mendengar ucapan
Abu Bakr bin 'Ayyasy
"Raihlah keutamaan dengan cara engkau mengutamakan orang lain. Sesungguhnya, manusia memperlakukan dirimu sebagaimana engkau memperlakukan mereka."
Saya sendiri mengaku mendapat hidayah dari orang-orang yang tinggi stamina silaturrahmi, mereka menjamah saya pada saat menyendiri, butuh kawan untuk dikonsultasikan pelik persoalan kehidupan.
Dan kini, sangat jarang menemukan orang-orang itu.

Sudahlah ikhwa, mari kita genggam erat kawan-kawan kita yang awam. Memanggil dia rasanya tidak harom. Tidaklah berdosa menyapa orang awam untuk membantuk ia menemukan hidayah.

Barokallohu fik.

15 Maret 2012

0 comments:

Post a Comment

Silahkan diisi, komentar Anda sangat membangun: بارك الله فيك