Monday, December 31, 2012

Penulis Mendebat "Penulis" [Ronde III]

Lanjutan dari Ronde II:
Dari beberapa kekeliruan "berwajah" motivasi penulisan, adalah:

1.3. Butuh Latar Belakang Penulis untuk Menjadi Penulis
Memang, penulisan adalah wacana yang kerap diperbincangkan, hingga beberapa konsumen naskah "terkagum-kagum" dengan penulis, seolah-olah mereka mengatakan, "Wah, hebat sekali penulis ini, pasti dari keturunan penulis." Apakah betul demikian? Menulis itu hasil gen kembar dari "atas"?

Kalau kita berpijak dari semua penulis hingga saat ini, sebagian kecil saja yang memiliki keturunan penulis. Dan mayoritas penulis itu lahir dari ketidakseragaman profesi pihak keluarganya. Ambil contoh Ustadz Dzulqarnain, Ustadz Abdul Qadir, mereka-mereka ini menulis dengan produktif hampir tiap pekan memberikan pencerahan untuk ummat. Dan ketika ditelusuri apakah ada sesuatu yang sama dari parents mereka? Jawabannya tidak. Bahkan mereka "menelurkan" tulisan dengan asumsi dakwah. Mereka mengisi rubrik di www.an-nashihah.com dan www.almakassari.com.

Ini memberitahukan kita, betapa mudahnya penulisan itu. Kebutuhan utama adalah minat, dan aksi. Banyak orang meminati dunia aksara ini. Namun, apa daya tangan tak sampai. Mengapa? Karena yang digengam cuma minat, tanpa aksi.

Latar belakang apapun kita, berdarah non penulis tetap berpotensi melahirkan tulisan. Ingat, tulisan berbobot. Bukan menyimpang.

1.4. Ingin Menjadi Public Figure
Duhai, malu sebenarnya kita ini, jika menyepakati tulisan 1.4. Mengapa? Seolah-olah kita mengejar dunia. Kebanyakan para penulis mengidap penyakit ini, katanya dengan Public Figure, kita bisa disapa orang asing tanpa kita mengenalnya, "Fulan, Fulaaaan, Fulaaaan, minta tanda tangannya dong! Kamu kan penulis buku keren itu!" Luar biasa, betapa malu kita mengharapkan dunia seperti ini. Hal inilah yang disinyalir oleh Rosululloh, ". aku khawatir akan dibentangkan dunia atas kalian sebagaimana telah dibentangkan atas orang-orang sebelum kalian. Lalu kalian pun berlomba-lomba padanya sebagaimana mereka berlomba-lomba padanya. Kemudian dunia itu akan menghancurkan kalian sebagaimana telah menghancurkan mereka." (HR. Al-Bukhariy no.3158 dan Muslim no.2961) Naudzubillah.

Mari kita mengingat, popularitas adalah dambaan bagi "segelintir" orang. Tapi, ingat, jangan dipaksa-paksakan. Apakah dengan aksi "gemar" memaksakan tulisan berbobot. Menulislah dengan ikhlas, semata-mata hanya kepada Alloh. Biarkan mengalir tulisan itu. Dalam dunia ini, pasti ada kontroversi tulisan, dan ada pula pro. Tidak jadi masalah, wong kita berbeda-beda dari asal. Bangun proyek naskah kita dengan alasan "shohih", tanpa interfensi luar. Ingat, semua aspirasi konsumen adalah efek, bukan tujuan meluncurkan tulisan.

Banyak orang mengklain menjadi public figur adlaah kesempatan emas. Contohnya ini, seorang penulis mengatakan dalam bukunya,

"Secara pribadi, hal yang paling nikmat ketika menjadi seorang public figure adalah kesempatan memiliki peluang-peluang yang mungkin tidak dimiliki oleh orang biasa."

Secara batin, saya merasa tidak aman dengan perkataan ini, seolah-olah yang tidak menjadi public figure adalah tidak mendapatkan "kenikmatan". Subhanalloh. Sekali lagi, apakah penulis itu memiliki visi berpangkat public figure? Penulis "murni" adalah mereka yang memperjuangkan kebenaran, meskipun bukan public figur bahkan mereka diklaim stupid figure. Tapi, toh, mereka aman-aman saja.

Lihatlah Ibnul Qoyyim, bersahabat dengan jeruji penjara akibat dakwahnya, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab diusir dai kota kelahirannya efek dakwah tauhid mereka. Dan masih menjamur lagi perjalanan para penulis dalam mengerungi dunia keikhlasan.
Bersambung.
28 Desember 2011

1 comments:

  1. KISAH NYATA PNS

    Bpk Drs Warli, M.Si No Hp
    0823-4488-3939

    3 Kali Gagal di Seleksi CPNS Membuatku Semakin Termotivasi dan Akhirnya Berhasil
    Sampai sekarang PNS adalah profesi yang sangat diidam-idamkan oleh kebanyakan orang di Indonesia. Terbukti, setiap kali pemerintah membuka pendaftaran CPNS, peserta yang mendaftar selalu membludag.
    Menjadi PNS memang nikmat sekali rasanya. Wajar jika ribuan orang rela berdesak-desakan demi mendapatkan kursi PNS.
    Saya Akan Berbagi Cerita Nyata Dengan Kalian Semua.
    Mohon maaf mengganggu waktu dan rutinitas ibu/bapak,saya cuma bisa menyampaikan melalui KOMENTAR ini dan semoga bermanfaat, saya seorang honorer baru saja lulus jadi PNS tahun 2015 yang lalu, dan Saya ingin berbagi cerita kepada anda, Bahwa dulunya saya ini cuma seorang Honorer di SMU Negeri 1 BATURAJA, Sudah 13 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, namun hasilnya nol bahkan saya sempat putus asah, namun teman saya memberikan no tlp Bpk Drs Warli, M.Si beliau selaku (Kepala Biro Kepegawaia dan Kerjasama antar Lembaga)di BKN PUSAT. saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan ke jakarta untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau yang sudah mau membantu saya, itu adalah kisa nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya anda bisa,Hubungi Bpk Drs Warli, M.Si no HP Beliau: 0823-4488-3939 siapa tahu beliau masih bisa membantu anda untuk mewujudkan impian anda menjadi PNS.
    Sedikit Tambahan Bahwa tanggal 02 Desember 2015 kemarin saya melakukan komunikasi pembiciraan kepada beliau untuk bisa meluluskan adik saya sebagai CPNS ke PNS.
    Memang Pemerintahan Sudah mengeluarkan kebijakan mengejutkan, yakni melakukan moratorium penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Selama 5 Tahun & Masalah Ini Sudah Saya Sampaikan Kepada Bpk Drs Warli, M.Si Beliau Hanya menyampaikan kepada saya selama kita masih berusaha maka di situ pasti ada jalan.,wassalam

    ReplyDelete

Post a Comment

Silahkan diisi, komentar Anda sangat membangun: بارك الله فيك