Alhamdulillah, Web Kusnandar Putra Launching

Alhamudlillah, web terbaru Kusnandar Putra sudah diterbitkan. Semoga bisa memberikan kebaikan.

Monday, June 3, 2013

Ada "Penjara" di Buku Catatan Anak-Anak Kita

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم Saya sebenarnya pusing, entah apa yang mau diposting malam ini. Mempertimbangkan hari ini online di tempat kerja. Ketimbang berpikir keras, mendingan saya membagi perihal aktivitas saat memeriksa buku tugas siswa. Tentu diri ini sadar, bukan perkara "urgen" membagi napak tilas keguruan saya. Setidaknya bisa melakukan aktivitas sharing bersama rekan-rekan pembaca. Nah, saat itu, siswa diberi mandat sepekan untuk menyelesaikan soal latihan di buku cetak. Ini semacam bentuk refleksi bagi mereka, semacam...

5 Spidol Guru

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم Sebagai guru baru sepekan ini membawa 5 spidol tiap ke sekolah. Entah mengapa, kadang-kadang penumpukan spidol ini bersumber dari beberapa kelas yang saya ajar kelupaan. Maksudnya, saking asyiknya mengajar, spidol kelas itu saya bawa pulang. Dan ketua kelas mereka pun 'amnesia' mengambil spidolnya. Sehingga, penambahan spidolpun kian menambah. Spidol merupakan senjata guru jika kehabisan suara. Dialah akan menjembatani kegalauan guru saat tak ada lagi ceramah ingin disampaikan. Maka cukuplah spidol mewakili...

"Ulangan" Tidak Mendewasakan Murid

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم Anak kita zaman sekarang menuai gamang pada rerata persoalan pendidikan. Semua ini laksana jamak ditemui di sudut-sudut percapakan anak-anak kita. Sekolah menjadi tempat kontamiasi edukasi, malah terarahkan pada kontaminasi pergaulan 'nyeleneh'. Simaklah anak-anak di sekolah, perhatian mereka tertuju pada perilaku yang tidak ada kaitan dengan mata pelajaran. Berpacaran, gosip, etc. Jam istirahat -persepsi mereka- adalah waktu mengekspresikan 'kebebasan' dari penjara edukasi. Banyak bukti terlihat bersama...

Antara Kebodohan Anak SMA atau SD

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم Yang mana lebih tolol, anak SMA atau SD? Kita beranjak dari segi IQ, pastilah Si SMA lebih mengungguli. Namun, bagaimana jika dipertanyakan rasa empati dari 2 strata pendidikan tadi? Apakah nilai karakter di SMA dan SD sudah diamalakan oleh si anak? Mari kita simak kisah ini: Pulang mengajar, saya langsung pergi suatu tempat dalam rangka keperluan. Kali ini saya tidak menggunakan motor, mempertimbangkan  hingga saat ini saya belum memiliki SIM. Nah, dalam perjalanan itu, berada di atas pete-pete (baca:...

"Orang Tua Saya Termasuk Orang Tua yang Belum Sukses Mendidik Anaknya Sendiri."

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم Saat berada di sekolah, selau ada perkara baru saya buat. Bukan berarti ini aksi "bid'ah" saya, hanya semacam pembaruah gaya dan metode pembelajaran. Stasus di SMA yang tempati, bukanlah sosok menduduki jabatan istimewa. Sekedar membatu saja guru yang saat ini mengambil cuti hamil. Insya Alloh, bulan 3 sudah melahirkan. Dan artinya, sedikit lagi limit waktu meninggalakan para siswa dan lingkungan berkesan itu. "Tidak usah kecewa!" Itulah kalimat yang bisa kita pakai saat mengalami kekecewaan. Wong, dalam...

'Teka-Teki Silang', Alternatif Pemberian Soal pada Siswa

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم Perjuangan datang lagi. Ini bukan soal peperangan. Apalagi fenomena Perang Dunia III. Saya berperang bersama 'siswa' melawan ketakutan kita masing-masing. Apakah ketakutan itu? Sesuatu yang memenjarakan kita hingga tidak ingin lebih baik dari hari ke hari. Bagi persepsi guru, ketakutan jenis inilah kerap diidap bersama. Ada fobia kuat hingga mempengaruhi segala aksivitas guru dan siswa. Apakah itu? Itulah ketakutan untuk MENANG. Kemenangan dalam paradigma guru ialah bagaimana bisa menampilkan terbaik....

"Mosque Schooling": Kiblat Pendidikan yang Selama Ini Terpinggirkan

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم Sudah bercampur-aduk dalam sturktur pemikiran saya menenai ilmu pendidikan. Mulai dari buku-buku motivasi pengajaran, metode pengajaran, pendekatan, media, etc. Semuanya mengarah pada tujuan "duniawiyah". Sempat terbetik dalam pemikiran saya, bahwa ada sebuah pendidikan yang akan meretas semua kasus, konflik dalam dunia pendidikan ini. Inilah "Mosque Schooling". Sudah lumrah jika saya mengatakan "Home Schooling", yang berdefenisi semua kurikulum pendidikan berbasis pada orang-orang rumah. Namun, kini...

Aneka Modus Berpacaran

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم Fenomena menyedihkan, katakan saja ada seorang wanita yang dahulunya "lahan" dakwah seorang ikhwan. Semenjak tahun kemarin, mereka menjalin hubungan "romantis" versi 2 anak anak itu. Begitu gesit ikhwan ini berdakwah, mulai dari memberi dakwah melalui media buku, nasihat SMS, nasihat langsung. Kritik pun sangat tajam, bak pisau menikam seseorang, "jangan dengar musik, jangan membuka aurat". Akan tetapi, setelah mereka meredam hubungan, dalam arti "putus", 2 insan itu berpisah. Setahun kemudian, tak disangka,...

Kenali Cinta Versi "Anak Muda" yang Baru Menikah

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم Ada saatnya melihat usaha seseorang. Kinerja pribadi yang menjadikan diri ini "malu" melihat orang itu. Meskipun orang itu tidak cacat, namun kadang-kadang ada usaha mereka yang patut kita jadikan teladan. Sedikit lagi toko akan ditutup. Ada pelanggan naik ke lantai 2, berbelajanja. Sementara tingkat 2 hanya peruntukan wanita. Meliputi kaos kaki, jilbab, mukena, dan sandal wanita. Maka dia menimpali, "Saya mau carikan jilbab untuk istri," pinta remaja ini. Untuk apa sih pemuda ini repot-repot?...

Buanglah Pacar Anda pada Tempatnya

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم Membuka Wall FB, tiba-tiba saja ada gambar menarik, "Buanglah Pacar Anda pada Tempatnya". Itu membuat saya tersenyum sedikit. Saya berpikir apakah pacar di sini berkonotasi "sampah" atau manusia. Sebab selogan "Buanglah..." setidaknya memberikan persepsi bahwa kata selanjutnya adalah "sampah". Hmm. Perlu tinjauan ulang. Entah alasan apa si pembuat gambar di atas mendesain seperti itu. Seolah-olah manusia itu bahan rongsukan, busuk, etc. Apalagi di zaman ini, rasanya pemuda bahkan yang tua-tua malu...