Monday, June 3, 2013

Antara Kebodohan Anak SMA atau SD

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم
Yang mana lebih tolol, anak SMA atau SD? Kita beranjak dari segi IQ, pastilah Si SMA lebih mengungguli. Namun, bagaimana jika dipertanyakan rasa empati dari 2 strata pendidikan tadi? Apakah nilai karakter di SMA dan SD sudah diamalakan oleh si anak? Mari kita simak kisah ini:

Pulang mengajar, saya langsung pergi suatu tempat dalam rangka keperluan. Kali ini saya tidak menggunakan motor, mempertimbangkan  hingga saat ini saya belum memiliki SIM. Nah, dalam perjalanan itu, berada di atas pete-pete (baca: kendaraan transportasi Makassar) tiba-tiba naik juga siswa saya 4 orang. Maka dialog pun terjadi, dan pembahasan lumrah saja. Kurang lebih materi pelajaran yang baru saja siswa konsumsi. Hingga sampailah di tujuan masing-masing. Namun, 4 orang siswa saya mendahului. Dan tak satu pun dari mereka yang mau "membayarkan saya ongkos pete-pete." Apakah saya kecewa? Inikan persoalan sepele? Hmm, tapi mari kita mendengar kisah selanjutnya di hari yang sama.

Selepas isya, saya hendak pulang. Kembali menggunakan transportasi tadi. Sembari perjalanan, naik pula seorang anak.
"Sepertinya saya kenal anak ini," dalam  hati saya.

Tiba-tiba anak itu menyapa sambil tersenyum, "Kak, dari mana?"

"Dari sana ." senyum saya mengembalikan pertanyaannya. Ow, ternyata ddi ia santri saya di TPA (Taman Pengajian Anak-Anak). Sekarang ia masih SD. Sangat inspiratif, bahkan dia menyapa saya dalam perjalanan itu. Ketimbang si murid SMA, justru sapaaan awal dari bibir saya. Hmm. Lucu, anak itu.dia bersama sang ibu, katanya "Dari orang pintar!"
Waduh, saya tahu ini, pasti sang ibu bertanya pada dukun, atau sejenisnya. Hanya konotasi bahasa "Syirik" kerap diperhalus. Kasihan anak ini, masih kecil sudah diajak berbuat dosa. Barokallohu fik.

Ada yang menarik dalam kisah saya, ternyata sampai ditujuan, saya dibayarkan ongkos pete-pete oleh anak itu. Meskipun ibunya nanti mengeluarkan uang. Menyisakan pertanyaan pada diri saya, "Kok anak SMA tadi tidak membayarkan saya, malah anak SD membayarkan saya?"

Ah, sudahlah itukan persoalan minat dan kemauan. Tapi, kok masih tergenang yah peristiwa ini, siapa sebenarnya lebih berkarakter, lebih bodoh, si SMA atau SD?
Mungkin jamak bertanya, "Wah, Pak Kusnandar ini guru yang tangannya di bawah, berharap banyak dari siswa. Tidak ikhlas?"

Hmm, betul juga. Tapi, begini wahai saudaraku, betul bahwa guru itu memberikan panutan, bahkan kalau bisa, Pak Kusnandar yang mestinya membayarkan siswa. Tunggu dulu, saya sebenarnya mudah melakukan itu. Tetapi, saat itu, saya hanya mengetes apakah sudah ada "bekas" bagi diri siswa dalam praktik akhlak pada segmen kehidupan.
21 Januari 2012
بارك الله فيك

1 comments:

  1. INFO: Buat Anda yg lagi mengalami Suatu masalah,
    1.Masalah Ekonomi
    2.Terlilit Hutang
    3.Masalah Rumah Tangga Dlln.
    Maaf sebelumnya jika lewat Tempat ini saya menceritakan kisah hidup saya niat saya hanyalah semata ingin berbagi tapi semua tergantung Anda percaya atau tidaknya

    Syukur alhamdulillah kini saya bisa menghirup udara segar di indonesia karnah sudah sekian lama saya ingin pulang ke kampung halaman namun tak bisa sebab,saya harus bekerja di negri orang karna ada hutang yang harus saya bayar di majikan yaitu 257 juta untuk uang indo,Namun berkat bantuan KI BARON Kami terbebas dari hutang ini
    SRDIKIT BOCORAN BANTUAN DARI
    KI BARONG No TLPN 0852 8895 8775
    1.PESUGIHAN
    2.TOGEL
    3. DANAH GHAIB
    4.PENGGANDAAN UANG
    5.UANG BALIK
    6.PELET/PEMIKAT
    7.PENGLARIS BISNIS (Jualan,Tokoh,warung)
    8.Dan Masih banyak Bantuan lainnya
    Jadi buat yang pengen seperti saya silahkan hubungi KI BARONG di nomor 0852 8895 8775 Anda tidak usah ragu akan adanya penipuan atau hal semacamnya sebab saya dan yg lainnya sudah membuktikan keampuhan bantuan beliau kini giliran Anda trimahkasi

    ReplyDelete

Post a Comment

Silahkan diisi, komentar Anda sangat membangun: بارك الله فيك