Friday, February 22, 2013

Rambut Putih Ibuku

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم

Masih terngiang-ngiang di telingaku, ibuku memberi mandat mencabut rambut yang memiliki kontroversi warna tabiat: rambut putih.
Ummy : "Nandar, cabut dulu rambut putih Mama!"
Nandar: (segera meluncur duduk ke kursi, mengambil posisi tempat persiapan "mandat")
Ummy : (duduk di bawah, depan kursi saya)
Maka mulailah proses pengabdian itu...
Itu berlangsung semenjak saya berusia 6 SD (Wallohu A'lam)

Namun, ketika dewasa... Saya tidak berani lagi mencabut rambut itu. Mengapa? Karena "makhluk itu" mendapat keterangan khusus dalam agama Islam yang SHOHIH: DILARANG MENCABUT RAMBUT PUTIH.

Meskipun demikian, saya sempat melihat saat-saat indah menatap rambut itu, melihat rambut putih ibu saya yang begitu banyak. Di pinggir dekat telinganya. Pasang surut perasaan ini, sedih melihat itu, banyaknya rambut "cahaya" itu, indikasi bertambah pula usianya. Dan saya belum sempat mengabdi kepadanya secara maksimal, apalagi ingin dibandingkan dengan jumlah rambut putihnya yang telah menjadi perhiasannya. Saya sangat berharap, sebelum saya "pergi", saya masih sempat mendapatkan "maaf" darinya.
"Ya Alloh, ampunilah dosaku dan dosa ke dua orang tuaku, sebagaimana mereka telah menyayangiku di waktu kecil."
25 Juli 2011
بارك الله فيك

0 comments:

Post a Comment

Silahkan diisi, komentar Anda sangat membangun: بارك الله فيك