Monday, June 3, 2013

Ada "Penjara" di Buku Catatan Anak-Anak Kita

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم
Saya sebenarnya pusing, entah apa yang mau diposting malam ini. Mempertimbangkan hari ini online di tempat kerja. Ketimbang berpikir keras, mendingan saya membagi perihal aktivitas saat memeriksa buku tugas siswa. Tentu diri ini sadar, bukan perkara "urgen" membagi napak tilas keguruan saya. Setidaknya bisa melakukan aktivitas sharing bersama rekan-rekan pembaca.

Nah, saat itu, siswa diberi mandat sepekan untuk menyelesaikan soal latihan di buku cetak. Ini semacam bentuk refleksi bagi mereka, semacam kinerja pengajaran saya, apakah sudah paham yang berujung pada penyelesaian aneka soal Fisika.

Saat memeriksa buku tugas anak-anak itu. Tentu ada baiknya "melirik" halaman belakang buku mereka. Apa pasal? Soalnya terkadang ada persoalan rumit yang mereka simpan di balik buku mereka. Ada kata-kata, ringkihan, seruan hati mereka disisipkan bagian akhir buku, dan semuanya mengingatkan saya pada masa SMA. Bagaimana saya mencoret-coret bagian itu. Bukannya saya kekanak-kanankan. Yang kerjanya, profesinya "menghabiskan tinta " saja. Bukan! Itu adalah momen saat ada persoalan kehidupan, dan salah satu ruang aplikatifnya bagian akhir buku. Masih kosong! Artinya sempatkan saja menuliskannya. Di saat masih semester V, saat sang dosen mengajar, bukan materi pelajaran tercurah di buku saya. Malahan, tatkala dosesn menceritakan kehidupannya, itulah lebih saya dengar dan kemudian saya tulisakan.

"Jangan ada waktu dimana tidak ada hikmah yang kita petik dari segi kehidupan seseorang."

Sehingga, banyak dari buku dan catatan saya, mayoritas membahas persoalan kehidupan. Silahkan baca kumpulan tulisan saya di www.kompasiana.com/kusnandar
Nah, kembali ke awal. Saat memeriksa bagian akhir dari buku mereka,
Wow, ternyata yang dikeluhkan adalah persoalan "cinta" mereka,
Ada yang berpuisi cinta, menyatakan kesal akibat diputuskan pacarnya, menggambar simbol love saling memasangkan. Dan aneka ragam turtuang di bagian akhir itu.

Persoalannya adalah, ada sebenarnya yang terjadi di belakang mereka? Mengapa bukan perkara materi pelajaran yang dikeluhkan? Bukan keceriaan dalam bersekolah? Mengapa anak-anak kita dipenjara dengan cinta yang fana ini?
Mengapa ini terjadi, siswaku?

Bukalah mata, bukalah hati: siswaku, hidupmu adalah pilihan. Jangan mengeluh! Kita adalah pemenang. Dengarkan ini, mengapa saya katakan itu.
1. Anda adalah pemenang sebelum lahir, dengan mengalahkan jutaan sperma, namun hanya Anda yang satu-satunya menembus ovum.

2. Anda adalah pemenang menanti kelahiran. Mengapa? Saat 9 bulan, Andalah berhasil selamat dikeluarkan. Ingat, berapa banyak janin yang gugur sementara belum ditiupkan ruh kepadanya. Banyak anak yang digugurkan, karena malu melihat anaknya. Namun, kamu semua juara. Bisa keluar dari rahim dengan selamat.

3. Anda adalah pemenang setelah lahir. Mengapa? Karena dari beragam ujian dan cobaan, kamu bisa bersabar hingga masih hidup hingga saat ini.
Hmm..
Siswaku, robeklah keluhanmu, tatap masa depanmu dengan semangat dan jangan berkeluh kesah.
Jangan katakan,
"Ya Alloh, masalahku sangat besar.
Katakanlah,
Wahai masalah, Alloh Maha Besar."
9 Februari 2012
بارك الله فيك

1 comments:

  1. Assalamu'alaikum
    "Persoalannya adalah, apa sebenarnya yang terjadi di belakang mereka? Mengapa bukan perkara materi pelajaran yang dikeluhkan? Bukan keceriaan dalam bersekolah? Mengapa anak-anak kita dipenjara dengan cinta yang fana ini?"
    Bisa dijelaskan pak, penyebab anak2 terpenjara dengan cinta?

    ReplyDelete

Post a Comment

Silahkan diisi, komentar Anda sangat membangun: بارك الله فيك