Alhamdulillah, Web Kusnandar Putra Launching

Alhamudlillah, web terbaru Kusnandar Putra sudah diterbitkan. Semoga bisa memberikan kebaikan.

Makassar Sambut 2013 dengan Ketupat

Pasar Pa'baeng-Baeng yang terletak di Jalan Sultan Alauddin, Kota Makassar, kini dibanjiri pengunjung. Layaknya berlebaran, H-1 di pasar ini membuat jalan macet. Bentor, motor, mobil, termasuk dalam kategori terjebak dalam arus kemacetan. Para pejalan kakipun antri untuk berjalan.

Agar Engkau Bahagia

Semoga Alloh menjadikanmu termasuk orang-orang yang apabila diberi kenikmatan, maka bersyukur. Apabila ditimpa musibah, maka bersabar, dan apabila terjatuh dalam perbuatan dosa, maka beristigfar.

Arena Maaf

Aktor-aktor seperti ini yang sukar mengubar maaf, tentunya mencari iklim tertentu dalam pelontaran kata maaf. Sehingga 2 titik kuasa di antar bulan romadhon sebagai ajang pemanfaatan: Pra Romadhon dan Pasca Romadhon.

Terharu: Anak yang Buta Melantunkan Adzan

Tahukah Anda siapa yang adzan di masjd dekat rumah sy tadi? Ya, ia adalah seorang anak kecil. Ukuran 4 SD lah. Sungguh, suaranya melengking, begitu menyentuh,

Wednesday, January 30, 2013

Dunia Sebelum Sekolah

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم
Berbicara tentang pendidikan, tidak ada habisnya? Maksudnya? Artinya soal-soal yang datang, selalu saja bersumber pada tema pendidikan yang ada, entah itu dari pihak keluarga maupun sekolah. Ada apa ini? Mengapa selalu saja pendidikan itu menjadi sumber sorotan tertentu? Hal ini terjawab oleh banyak sudut, ada yang mengatakan karena pendidikanlah sebagai pembentuk watak seorang anak. Dengan pendidikan berarti ada asupan pemahaman baru kepada anak. Sehingga tak pelak lagi, memang pendidakan akan membuahkan perilaku beragam. Tinggal pertanyaan, mau diarahkan kemana arus pendidikan ini? Dunia Sebelum Sekolah Teringat dengan sahabat-sahabat Rosululloh shollalohu alayhi wassallam, yang mana mereka ada pilar-pilar emas di mata masyarakat sekarang. Satu hal yang perlu kita ketahui bahwa sahabat nabi itu tidak pernah duduk di bangku sekolah yang berdinding 4. Mereka para sahabat nabi adalah sosok abadi yang banyak diungkit dalam al-Quran dan hadits shohih. Bahkan jalan keselamatan itu ditentukan dengan pengikutan kita atas akhlak para sahabat.
Alloh berfirman yang artinya, "Orang-orang yang pertama kali masuk Islam, dari kalangan Muhajirin dan al-Anshor, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Maka Alloh ridho kepada mereka dan mereka ridho kepada Alloh."
Kalau Alloh ridho, maka apa lagi jaminannya kecuali surga? Subhanalloh... Kita kadang kali hanyut dengan deras opini pendidikan yang tak menentu arahnya. Sehingga yang ada adalah penyesalan. Penyesalan memang kadang kita tak sadari. Tetapi, hal demikian akan dilihat dari hasil pendidikan yang nampak ke depannya. Anak yang berbuat syirik merupakan buah dari pendidikan yang tidak jelas! Anak yang melakukan aksi dosa, semuanya dipondasikan atas didikan yang tidak benar. Karena itulah, pendidikan di masa Rosululloh merupakan pendidikan yang wajib kita lirik. Karena mereka para sahabat adalah sejarah gemilah, cahaya keislaman nampak betul di orde mereka. Bayangkan saja, ada sahabat yang menghafal al-Qur'an di saat 7 tahun. Berbeda dengan sekarang, anak-anak kita yang 7 tahun bukannya menghafal al-Qur'an, tetapi musik! Astagfirulloh...

Dunia para sahabat yang tanpa mencicipi dunia sekolah harusnya menjadi ibroh bagi kita untuk kembali merefleksikan tata ajar kita. Mengapa pendidikan sekarang ini yang sudah dirombak dari tahun ke tahun, tapi tak memberikan dampak yang signifikan? Jawabannya karena 'pendidik' itu sendiri. Janganlah terlalu banyak melihat jauh, dan kemudian menjustivikasi mereka sebagai biang! Karena saat ini ada juga orang yang kerap kali menjadikan pemerintah sebagai sumber 'penyakit'. Tolong, perbaiki niat kita. Mari kita merefleksi diri kita sendiri. Kalau kita selaku orang tua yang menyekolahkan anak, maka pahamilah bahwa Anda bukan orang tua biologis saja! Tetapi Anda adalah orang tua lahir dan batin anak. Perhatikanlah para orang tua generasi sahabat Rosululloh, mereka mendidik anaknya dengan amalan-amanalan langsung!

Menanamkan ketergantungan harapan, cinta, hanya kepada Alloh. Inilah sebagai bukti mengapa pendidikan di era Rosululloh sangat tercium aroma hingga saat ini. Bukanlah hal ini melarang anak kita untuk bersekolah, tapi hendaknya sekolah itu menanamkan ilmu sesuai pola didikan Rosululloh dan para sahabatnya. Membentengi anak dengan aqidah shohih, menjauhkan anak dari syirik, memahamkan anak akan sunnah shohih untuk diamalkan, merupakan paket kesuksesan.

Nah, sekarang, sudahkah kita siap untuk melanjutkan 'Dunia Sebelum Sekolah'...?  

Salam
www.kusnandarputra.blogspot.com

Tuesday, January 29, 2013

Pemain Domino yang Mengecewakan

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم
"Hahahhahah....!!!" lantang pemain kartu itu.

"Hoahhaahahhaahhha .. !!!!" lebih keras lagi suara mereka.



Itulah kurang lebih perwakilan dialog pemain domino/permainan kartu di samping rumah saya. Sepulang kerja, suasana inilah paling pertama saya cicipi. Entah mengapa, ini menjadi santapan primer bagi bapak-bapak. Jadwalnya sama seperti peegawai negeri, Senin-Sabtu. Yang berbeda hanya waktu, mereka start 8 malam - 12 malam.



Selalau saja mengganggu saya dan warga sekitar. Sepertinya mereka lupa bahwa ada keluarga di rumah yang mesti diprioritaskan untuk bercengkrama. Namun, rasanya manisnya keluarga hanya di awal-awal saja. Namun, rasanya malu kita membahas kedudukan keluarga. Seolah-olah tanya-jawab bersama anak, istri bukan karir terpenting. Kalau demikian, jangan heran jika terjadi diskomunikasi dengan pihak keluarga sendiri.



Wahai pemain domino, apakah sudah mendengar keterangan ini:



***

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apa hukum permainan kartu dan catur ?



Jawaban.

Para ulama telah menggariskan bahwa kedua permainan tersebut hukumnya haram. Ini disebabkan permainan tersebut dapat membuat kita lalai dan menghalangi kita untuk mengingat Allah, dan dimungkinkan permainan itu dapat menimbulkan permusuhan di kalangan pemain. Selain itu, permainan tersebut mengandung unsur perjudian. Sebagaimana diketahui bahwa hal itu dilarang untuk dilakukan oleh orang-orang yang ikut andil dalam suatu perlombaan kecuali yang telah digariskan oleh syari'at, yaitu ada tiga : Lomba memanah, Pacuan Unta dan Kuda.



Orang yang mengetahui bentuk permainan catur maupun kartu akan memahami bahwa kedua permainan tersebut mebutuhkan waktu yang lama sehingga dapat menyebabkan para pemainnya menghabiskan waktu mereka pada sesuatu yang tidak bermanfaat selain memalingkan mereka dari ketaatan kepada Allah.



Sebagian orang berkata, "Sesungguhnya permainan kartu dan catur membuka akal pikiran dan menumbuhkan kecerdasan". Tapi kenyataannya sangat bertentangan dengan apa yang mereka katakan, bahkan permainan itu dapat melemahkan akal dan membuat pemikiran menjadi terbatas hanya pada bidang itu saja, sedangkan bila pikiran itu digunakan pada bidang lain, tidak akan ada pengaruhnya sama sekali. Maka dari itu, karena sifatnya yang melemahkan dan membatasi pikiran, maka orang-orang yang berakal wajib untuk menjauhi kedua permainan tersebut

[Fatawa Islamiyah, Ibnu Utsaimin, 4/437]

***

Nah, dari keterangan di atas, mohon ada perubahan. Please! Jika bukan kita, siapa lagi, jika bukan sekarang, kapan lagi?

21 Januari 2012


Muqoddimah Dosen

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم
Tinggalkan dulu soal-soal dosen yang menyebalkan, suka memanfaatkan tenaga mahasiswa, memainkah peran otoritas akademik.



Saat masih di awal-awal semester, teringatlah saya pada sebuah peristiwa anggun. Bukan karena dosen ini wanita. Sebab, pada dasarnya tidak layak seorang mendidik lawan jenis ketika telah mencapai usia baligh. Namun, kali ini saya bertemu dosen laki-laki yang membawa pengantar kuliah dengan 'muqaddimah' agama bak seorang penceraham yanng berada di atas mimbar. Beda ya dengan dosen yang lain? Yang kemudian menggiring mahasiswanya hanya mengingat materi yang lalu, ada tanya jawab, atau variasi lain dengan mengabsen. Sangat lumrah!



Nah, kali itu dosen saya berucap,

"Alhamdulilahirobbil 'aalamin, wassolatu wassalamu ala nabbiyina muhammad..., kembali kita bersyukur kepada Alloh yang telah memberi kesehatan ...," ini kalimat fundamaen beliau yang kerap dibudayakan di seluruh kelas ia handle.



Kita harus kangen dengan 'hadiah' itu. Hadiah 'kalimat' yang membuat kita mere-view hakikat penciptaan, bersyukur kepada Alloh, mengevaluasi takaran sholawat kepada Rosululloh, dan masih banyak lagi kebaikan tertanam dalam deretan kalimat 'muqaddimah' ini. Di saat para dosen, guru, tentor, bahkan orang tua yang tidak lagi menadabburi kalimat anggun ini. Memang hanya sekedar 'muqaddimah', yang sering diindentikan hanya tugas penceramah melontarkannya. Timbul pertanyaan, bukankah setiap kita, apakah dosen, guru, pengajar, orang tua dan seluruh yang mencintai dunia edukasi bertugas 'menabur' cinta kepada Alloh dan Rosul-Nya? Bukankah semua pihak terkait, menantikan kalimat yang akan muncul dari bibir yang dididik, selalu bernuanasa dzikir?



Namun, terkadang kita tak peduli!



Ah, tugas kita hanyalah menyampaikan. Dosen kami hanyalah meneruskan nilai-nilai edukasi aqidah, fiqih,karakter terbaik. Dimulai dari sebuah 'muqaiddimah'. Karena kita yakin, "mengajar adalah panggilan hati". Tak plong rasanya meninggalkan ruang kelas itu tanpa jejak di hati mereka.



Pendidik adalah penerus estafet terhebat. Yaitu estafet kenabiyyan: mendakwahkan tauhid, akhlak islamiy, fiqih islamiy, dan masih jamak lagi dari misi kenabbiyyan tertuang di al-Qur'an dan buku-buku ulama salaf. Karena kitalah yang hidup hari ini, sekarang giliran kita membawa tongkat estafet itu. Mari kita mulai. Ya, memulai minimal dari sebuah 'muqaddimah.' Bismillah.

3 April 2012


Wednesday, January 23, 2013

Fatwa MUI tentang Salafi

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم
Akhir-akhir ini bermunculan suara-suara sumbang tentang Salaf/Salafi. Bagaimana pandangan MUI Jakarta Utara tentang istilah ini, silahkan baca di bawah ini :



Pandangan MUI Jakarta Utara

Tentang Salaf / Salafi


Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Administrasi Jakarta Utara mengeluarkan keputusan tentang Salaf/ Salafi. Keputusan itu dikeluarkan secara resmi dan ditandatangani oleh Ketua Umum QOIMUDDIEN THAMSY dan Sekretaris Umum Drs. ARIF MUZAKKIR MANNAN, HI. Keputusan dengan judul Pandangan Majelis Ulama Indonesia Kota Administrasi Jakarta Utara Tentang SALAF/SALAFI itu dikeluarkan di Jakarta, 12 Rabi’ul Akhir 1430 Hl 08 April 2009.


Salinan teks selengkapnya sebagai berikut:



Salinan


MAJELIS ULAMA INDONESIA

Kotamadya Jakarta Utara

Jl. Yos Sudarso No. 27-29 Telp. (021) 4357422, 4301124 Ext. 5375,

Fax. 4357422 Jakarta

—————————————————————————————————–


Pandangan Majelis Ulama Indonesia

Kota Administrasi Jakarta Utara

Tentang

SALAF/SALAFI

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Administrasi Jakarta Utara,

MENIMBANG : a. bahwa pada akhir-akhir ini berkembang kajian-kajian salaf di beberapa daerah yang banyak masyarakat belum memahami makna salaf itu;

b. bahwa terjadi kesalah pahaman dalam memahami salaf;

c. bahwa muncul vonis sesat kepada keberadaan kajian-kajian salaf;

d. bahwa oleh karena itu, MUI Kota Administrasi Jakarta Utara perlu memberikan penjelasan tentang salaf/salafi, agar masyarakat tidak mudah terprovokasi.


MENGINGAT :

Firman Allah subhanahu wa ta’ala :

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (QS. Al-Hujuraat : 6)

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata”. (QS. Al-Ahzaab [33] : 36)

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. (QS. An-Nisaa [4] : 59)

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)”. (QS. Al-An’am [6] : 116)

“Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al Quran) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu”. (QS. Al-Mu’minuun [23] : 71)

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah, dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar”. (QS. At-Taubah [9] : 100)

Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « كُلُّ أُمَّتِى يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ ، إِلاَّ مَنْ أَبَى » . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ « مَنْ أَطَاعَنِى دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ عَصَانِى فَقَدْ أَبَى »

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seluruh ummatku masuk surga kecuali yang enggan.” Para sahabat bertanya: wahai Rasulullah siapakah yang enggan?. Beliau menjawab: “Siapa yang ta’at kepadaku masuk surga dan yang ma’shiyat kepadaku maka ia enggan (masuk surga).” (H.R. Al-Bukhari)

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ( تركت فيكم شيئين لن تضلوا بعدهم ( ما تمسكتم بهما ) كتاب الله وسنتي ولن يتفرقا حتى يردا على الحوض ) . أخرجه مالك مرسلا والحاكم مسندا وصححه

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku tinggalkan pada kalian dua hal kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang dengan keduanya, (yaitu) Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnahku. Keduanya tidak akan berpisah sehingga masuk ke telaga (Al-Kautsar). (H.R. Malik secara mursal dan Al-Hakim dengan sanad yang bersambung dan ia mensahihkannya)

حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مِينَاءَ حَدَّثَنَا أَوْ سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ جَاءَتْ مَلاَئِكَةٌ إِلَى النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - وَهْوَ نَائِمٌ فَقَالَ بَعْضُهُمْ إِنَّهُ نَائِمٌ . وَقَالَ بَعْضُهُمْ إِنَّ الْعَيْنَ نَائِمَةٌ وَالْقَلْبَ يَقْظَانُ . فَقَالُوا إِنَّ لِصَاحِبِكُمْ هَذَا مَثَلاً فَاضْرِبُوا لَهُ مَثَلاً . فَقَالَ بَعْضُهُمْ إِنَّهُ نَائِمٌ . وَقَالَ بَعْضُهُمْ إِنَّ الْعَيْنَ نَائِمَةٌ وَالْقَلْبَ يَقْظَانُ . فَقَالُوا مَثَلُهُ كَمَثَلِ رَجُلٍ بَنَى دَارًا ، وَجَعَلَ فِيهَا مَأْدُبَةً وَبَعَثَ دَاعِيًا ، فَمَنْ أَجَابَ الدَّاعِىَ دَخَلَ الدَّارَ وَأَكَلَ مِنَ الْمَأْدُبَةِ ، وَمَنْ لَمْ يُجِبِ الدَّاعِىَ لَمْ يَدْخُلِ الدَّارَ وَلَمْ يَأْكُلْ مِنَ الْمَأْدُبَةِ . فَقَالُوا أَوِّلُوهَا لَهُ يَفْقَهْهَا فَقَالَ بَعْضُهُمْ إِنَّهُ نَائِمٌ . وَقَالَ بَعْضُهُمْ إِنَّ الْعَيْنَ نَائِمَةٌ وَالْقَلْبَ يَقْظَانُ . فَقَالُوا فَالدَّارُ الْجَنَّةُ ، وَالدَّاعِى مُحَمَّدٌ - صلى الله عليه وسلم - فَمَنْ أَطَاعَ مُحَمَّدًا - صلى الله عليه وسلم - فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ ، وَمَنْ عَصَى مُحَمَّدًا - صلى الله عليه وسلم - فَقَدْ عَصَى اللَّهَ ، وَمُحَمَّدٌ - صلى الله عليه وسلم - فَرْقٌ بَيْنَ النَّاسِ .

Sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, berkata: (suatu ketika) datang para malaikat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala beliau tidur. Sebagian mereka berkata ia sedang tidur, sebagian lain menjawab, matanya tertidur tetapi hatinya terjaga. Mereka berkata: sesungguhnya teman kalian ini (Nabi Muhammad-penj) memiliki perumpamaan, maka jadikanlah untuknya perumpamaan. Sebagian mereka berkata ia sedang tidur, sebagian lain menjawab, matanya tertidur tetapi hatinya terjaga. Mereka berkata, perumpamaannya seperti orang yang membangun rumah, menyediakan hidangan dan mengundang orang untuk datang. Siapa orang yang menjawab undangan, maka ia akan masuk rumah dan menyantap hidangan. Yang tidak menjawab undangan maka tidak masuk ke dalam rumah dan tidak menyantap hidangan. Mereka berkata, jelaskan ma’na perumpamaan itu kepadanya agar ia memahaminya. Sebagian mereka berkata ia sedang tidur, sebagian lain menjawab, matanya tertidur tetapi hatinya terjaga. Mereka berkata rumah adalah (perumpamaan) surga, orang yang mengundang adalah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka siapa orang yang ta’at kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ia ta’at kepada Allah. Siapa orang yang menentang Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ia telah menentang Allah. Muhammad adalah pembela diantara manusia (antara yang ta’at dan yang menentang). (H.R. Al-Bukhari)

MEMPERHATIKAN :

Keterangan dan penjelasan dari beberapa da’i salafi yang telah dikonfirmasi oleh pihak MUI Kota Administrasi Jakarta Utara.

Dengan bertawakkal kepada Allah subhanahu wa ta’ala,

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : PANDANGAN MUI KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA TENTANG SALAFI

Pertama : Penjelasan tentang apa itu SALAF/SALAFI

1. Salaf/salafi tidak termasuk ke dalam 10 kriteria sesat yang telah ditetapkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), sehingga Salaf/salafi bukanlah merupakan sekte atau aliran sesat sebagaimana yang berkembang belakangan ini.

2. Salaf/salafi adalah nama yang diambilkan dari kata salaf yang secara bahasa berarti orang-orang terdahulu, dalam istilah adalah orang-orang terdahulu yang mendahului kaum muslimin dalam Iman, Islam dst. mereka adalah para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka.

3. Penamaan salafi ini bukanlah penamaan yang baru saja muncul, namun telah sejak dahulu ada.

4. Dakwah salaf adalah ajakan untuk memurnikan agama Islam dengan kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan menggunakan pemahaman para sahabat radhiyallahu ‘anhum.


Kedua : Nasehat dan Tausiyah kepada masyarakat

1. Hendaknya masyarakat tidak mudah melontarkan kata sesat kepada suatu dakwah tanpa diklarifikasi terlebih dahulu.

2. Hendaknya masyarakat tidak terprovokasi dengan pernyataan-pernyataan yang tidak bertanggung jawab.

3. Kepada para da’i, ustadz, tokoh agama serta tokoh masyarakat hendaknya dapat menenangkan serta memberikan penjelasan yang obyektif tentang masalah ini kepada masyarakat.

4. Hendaknya masyarakat tidak bertindak anarkis dan main hakim sendiri, sebagaimana terjadi di beberapa daerah di Indonesia.


Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 12 Rabi’ul Akhir 1430 H.

08 April 2009

DEWAN PIMPINAN

MAJELIS ULAMA INDONESIA

KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA
 
 
Ketua MUI JAKARTA UTARA
QOIMUDDIEN THAMSY

Jadwal Taklim Salaf di Makassar dan Sekitarnya

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم

JADWAL KAJIAN UMUM ILMIYAH ISLAMIYAH RUTIN AHLUSSUNNAH di MAKASSAR & SEKITARNYA
 
A. KOTA MAKASSAR
01- Sabtu (Malam Ahad) Ba’da Magrib: Ust Muhammad Sanusi Daris. Pembahasan: Kisah Shahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alayhi wa Sallam. Rumah Akh Iwan (Dekat Masjid Jami Rappokalling), Kota Makassar, Sul-Sel. Kontak: Muslimin & Muslimat. Kontak: Iskandar 081342125277.
02- Sabtu (Malam Ahad) Ba’da Magrib. Ust. Nashr ‘Abdul Karim, Lc. Kitab Syarah Arbain Nawawiyah. Masjid Jannatul Iman, Jalan Borong Indah (Jalan Poros Perumahan Puri Tamansari, Dekat Perumahan Pegawai Gubernuran), Kota Makassar, Sul-Sel. Peserta: Muslimin. Kontak: -
03- Ahad (Ba’da Zhuhur). Ust Muhammad Sanusi Daris. Pembahasan: Kisah Shahabiyah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alayhi wa Sallam. Tempat: Rumah H Ilham (Penjual Meubel. Di Jalan Menuju Pasar Antang yang Dekat Pertigaan Jalan Borong), Kota Makassar, Sul-Sel. Peserta: Muslimin & Muslimat. Kontak: —
04- Ahad (Malam Senin) Ba’da Magrib. Ust. Nashr ‘Abdul Karim, Lc. Kitab Tauhid. Masjid Jannatul Iman, Jalan Borong Indah (Jalan Poros Perumahan Puri Tamansari, Dekat Perumahan Pegawai Gubernuran), Kota Makassar, Sul-Sel. Peserta: Muslimin. Kontak: -
05- [Baru RENCANA] Ahad (Malam Senin) ba’da Magrib: Ust Muhammad Sanusi Daris. Kitab Al-Kabair. Masjid Nurul Bahri, Jalan Galangan Kapal, Kota Makassar, Sul-Sel. Kontak: Iskandar 081342125277
06- Selasa ( ba’da ashar). Ust Khidir M. Sunusi. Kadiah dalam Memahami Tauhid & Membedakannya dengan Kesyirikan (Pembahasan Al-Qawaidul Arba’, Syaikh Muhammad At-Tamimi An-Najdi). Masjid Al-Ihsan, Jln Sultan Alaudin III, (di Belakang SPBU / dekat Indo Mode), Kota Makassar, Sul-Sel. Peserta: Muslimin . Kontak: -
07- Senin (Malam Selasa) Ba’da Magrib. Ust Dzulqarnain M sunusi. Kajian Fiqh. Kitab Umdatul Ahkam (Imam ‘Abdul Ghani Al-Maqdisi -rahimahullah). Masjid/Pesantren As-Sunnah, Jl Baji Rupa No.8 Makassar. (di Sekitar Ujung Jln Cendrawasih), Kota Makassar, Sul-Sel. Peserta: Muslimin & Muslimat.
08- Senin (malam selasa) Ba’da Magrib. Ust Nashr Abdul Karim, Lc. Tafsir As’ Sady (Juz ‘Amma). Masjid Nur Taqwa (sebelum Pasar Antang kalau dari arah PLTU Tello), Kota Makassar, Sul-Sel. Peserta: Muslimin & Muslimat. Kontak -
09- Selasa (Malam Rabu) Ba’da Magrib. Ust Khidir M Sunusi: Kitab Al-Qaulus Sadid (Penjelasan Kitab Tauhid), Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Si’di. Masjid Nurul Bahri jln Galangan Kapal, Makassar, Kota Makassar, Sul-Sel. Peserta: Muslimin & Muslimat. Kontak: Iskandar 081342125277
10- Selasa (Malam Rabu) Ba’da Magrib. Ust. Luqman Jamal, Lc. Kitab Riyadhush Shalihin (Imam An-Nawawi). Masjid Babul Muttaqin, Dampang Bira (kompleks Tritura, Antang), Kota Makassar, Sul-Sel. Peserta muslimin. Kontak: —
11- Rabu (Malam (Kamis) Ba’da Magrib: Ust Dzulqarnain M Sunusi. Tafsir. Masjid/Pesantren As-Sunnah, Jl Baji Rupa No.8 Makassar. (di Sekitar Ujung Jln Cendrawasih), Kota Makassar, Sul-Sel. Peserta: Muslimin & Muslimat.
12- Rabu (Malam Kamis) Ba’da Magrib. Ust ‘Abdul Qadir, Lc Abu Fa’izah. Kitab Riyadhush Shalihin (Imam An-Nawawi). Masjid Al-Lathif, Jl Perintis VII, Belakang STMIK Dipanegara, Kota Makassar, Sul-Sel. Peserta Muslimin & Muslimat.
13- Kamis (Malam Jum’at) Ba’da Magrib: Ust Shobaruddin. Kitab Tauhid. Rumah Akh Iwan (Dekat Masjid Jami’ Rappokalling), Kota Makassar, Sul-Sel. Kontak: Iskandar 081342125277
14- Jum’at (Malam Sabtu) Ba’da Magrib: Ust Khidir M Sunusi. Tafsir As-Si’di. Juz ‘Amma. Masjid Jalan Cakalang III, Kota Makassar, Sul-Sel. Peserta: Muslimin & Muslimat. Kontak: —
15- Sabtu (Pagi). Jam 10.30. Ust Azhari Asri. Kitab Lum’atul I’tiqad (Ibnu Qudamah Al-Maqdisi) & Kitab Al-Wajiz (Pembahasan Fiqh). Masjid Al-Lathif, Jl Perintis VII, Belakang STMIK Dipanegara, Kota Makassar, Sul-Sel. Peserta Muslimin & Muslimat
B. KABUPATEN MAROS
01- Rabu (Malam Kamis) : Ba’da Magrib. Ust Khidir M Sunusi. Kitab Riyadhush Shalihin (Imam An-Nawawi). Masjid Babul Hasanah jl Nurdin Sanrima, Ibukota Kabupaten Maros, Sul-Sel. Kontak: 081343714361
02- Kamis (Malam Jumat) Ba’da Magrib. Ust ‘Abdurrahim Pangkep. Tafsir. Masjid Babul Hasanah, jl Nurdin Sanrima, Ibukota
Kabupaten Maros, Sul-Sel. Kontak: 081343714361
03. Jum’at (Malam Sabtu) Ba’da Magrib. Ust ‘Abdurrahim Pangkep. Fiqih. Kitab Bulugul Maram (Ibnu Hajar Al-Asqalani), Masjid Al-Markaz Kabupaten Maros. Kontak: 081343714361
C. KABUPATEN GOWA
01- Kamis (Malam Jumat) Ba’da Magrib: Ust Khidir M Sunusi. Kitab Fathul Majid (Penjelasan Kitab Tauhid). Musholla Al-Muwahhidin, Belakang Perumahan Panciro Indah, Dsn Bonto Ramba, Desa Panciro, Kec Bajeng, Kabupaten Gowa, Sul-Sel.
D. KABUPATEN TAKALAR
01. Selasa (Malam Rabu) Ba’da Magrib. Ust Muhammad Sanusi Daris. Pembahasan: Larangan-Larangan dalam Islam. Masjid Nurul Yaqin, Sompu Raya, Kabupaten Takalar. (Rute: Lewat di Samping Kantor DPRD Takalar ke Sompu Raya = Kurang Lebih 2 KM). Kontak: Al-Akh / Pak Dg Silele: 085231118748.
02. Rabu (Malam Kamis) Ba’da Magrib. Ust Amrullah dg Sipato. Pembahasan: Tauhid. Masjid Nurul Hurriyah, Bonto Sarna, Kabupaten Takalar. (Rute: Lewat di Samping Kantor PDAM Takalar ke Bonto Sarna = Kurang Lebih 2 KM). Kontak: Al-Akh / Pak Dg Silele: 085231118748. Kontak: Al-Akh / Pak Dg Silele: 085231118748.
03. Kamis Sore-Jam 17.00. Ust Khidir M Sunusi. Pembahasan: Kisah Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alayhi wa Sallam. Masjid Nurus Samawat, Tope Jawa, Kecamatan Mangara Bombang, Kabupaten Takalar.
04- Sabtu (Malam Ahad) Ba’da Maghrib. Ust. Khidir M Sunusi. Kitab Riyadhus Shalihin (Imam An-Nawawi). Masjid Tahfizhul Qur`an “As-Sunnah”, Dusun Parapa’, Desa Pakkaba/Pakabba, Kecamatan Galesong Utara Kab. Takalar, Sul-Sel. (Dekat Dari Desa Panciro, Kec Bajeng, Kab. Gowa).
05- Jumat (malam Sabtu) Ba’da Maghrib. Ust. Muhammad Sanusi Daris. Pembahasan Sirah Nabawiyyah. Masjid Tahfizhul Qur`an “As-Sunnah”, Dusun Parapa’, Desa Pakkaba/Pakabba, Kecamatan Galesong Utara Kab. Takalar, Sul-Sel. (Dekat Dari Desa Panciro, Kec Bajeng, Kab. Gowa).
-=-=-=-=
Silakan tambahkan di Komentar, dengan format: Hari-Jam-Pemateri-Kitab/Pembahasan-Masjid/tempat/alamat/-Peserta-Kontak. Jazahullahu khayran kepada yang telah menambah.

Dari Pemungutan Suara ke Pertumpahan Darah

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم
  • Ibu Damari (54) meninggal di tengah kerumunan kampanye perdana calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu’mang di Lapangan Karebosi Makassar, Minggu. (http://makassar.tribunnews.com/2013/01/07/kampanye-gubernur-sulsel-1-meninggal)
  • Adiputra (18) warga Minanga Kecamatan Curio dan Anwar Sadat (40), warga Desa Kotu Kecamatan Anggeraja, tewas akibat kecelakaan lalu lintas. Dua korban hendak mengikuti kampanye Sayang karena dikabarkan ingin menonton pertunjukan Ayu Ting Ting dan Band Noah. Korban memacu motornya dengan kecepatan tinggi. Namun naas, di Baturampun Kecamatan Anggeraja, mengalami tabrakan. Keduanya dinyatakan tewas. Adiputra tewas di lokasi kejadian, sementara Anwar Sadat sempat di rawat di RSUM sebelum akhirnya meninggal. (http://www.ujungpandangekspres.co/daerah/ingin-ikut-kampanye-sayang-dua-warga-tewas-tabrakan)
  • CILACAP- Selama musim kampanye Pilkada di Cilacap ini ternyata banyak terjadi kasus kecelakaan lalu-lintas. Total korban kecelakaan lalu-lintas yang meninggal dalam masa kampanye 23 Agustus hingga 4 September mencapai 13 orang.“Itu kasus kecelakaan selama masa kampanye. Tapi tidak semuanya merupakan korban dalam kampanye murni. Namun ada juga yang meninggal karena kecelakaan lalu-lintas saat mengikuti kampanye,” Kata Kapolres Cilacap AKBP Rudi Darmoko didampingi Kasubbag Humas, AKP Siti Khayati kemarin. (http://bidik.co.id/regional/berita-daerah/cilacap/6104-kampanye-pilkada-cilacap-13-orang-meninggal.html)
Itulah sederet berita yang telah kita tuai dari proses "pemungutan suara". Yang pada akhirnya harus mengorbankan beberapa hamba Alloh. Tidakkah ini memberikan pelajaran? Bukankah semua ini merupakan buah dari demokrasi? Demokrasi adalah ide lancang yang dicanangkan pertama kali oleh orang kafir sampai hari ini demi membabat dan menyingkirkan syari’at Allah yang sempurna. [lihat Haqiqoh Ad-Dimuqratiyyah (hal. 16 & 19)] Kedudukan DEMOKRASI ini akan semakin jelas, jika kita mengetahui maknanya. Demokrasi berasal dari bahasa Yunani dan tersusun dari dua kata. Kata pertama adalah “Demo” yang bermakna rakyat atau penduduk. Kata yang kedua adalah “Krasi” yang berasal dari kata “Kratia” yang berarti aturan hukum dan kekuasaan. Dua kata Yunani ini, kalau digabungkan, menjadi “Demokrasi” yang berarti pemerintahan dari rakyat. Jadi, DEMOKRASI adalah hukum dari rakyat untuk rakyat sendiri, dalam artian suara rakyat adalah hukum dan kekuasaan tertinggi. Dalam prakteknya, demokrasi tergambar dalam suara terbanyak. Keputusan apapun yang dipilih oleh suara terbanyak, maka itulah yang harus diambil dan diterapkan. [Lihat Tanwir Azh-Zhulumat bi Kasyf Mafasid wa Syubuhat Al-Intikhob (hal. 16) karya Syaikh Abu Nashr Al-Imam] Subhanallah , teori semacam ini amat bertentangan dengan Al-Quran, dan As-Sunnah. Karena di dalam syariat islam, hukum hanya milik Allah. Segala keputusan manusia harus kembali kepada Allah (Al-Qur’an), dan Rasul-Nya (Sunnah). “Hukum (keputusan) itu hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia”. (QS. Yusuf :40) Allah berfirman kepada Rasul-Nya: “Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka dengan sesuatu yang diturunkan Allah”. (QS. Al-Maidah :49) Allah menjelaskan bahwa hukum itu bukanlah menjadi milik rakyat dan para anggota parlemen, tapi milik Allah saja. Allah memerintahkan Rasul-Nya untuk memutuskan perkara diantara manusia dengan wahyu yang Allah turunkan berupa Al-Qur’an dan Sunnah. Syaikh Muhammad Aman Al-Jamiy-rahimahullah- berkata, “Tidak ragu lagi bahwa sistem demokrasi adalah sistem mulhid (atheis) jahiliyyah, tak cocok bagi kita di negeri ini (KSA), bahkan tak cocok bagi semua negeri-negeri Islam yang beriman dengan aturan Islam…Jika rakyat yang menetapkan aturan hidupnya; yang menetapkan segala keputusan, dan melaksanakan keputusan sang hakim yang menganut paham demokrasi. Jika demikian halnya, maka apa lagi yang tersisa bagi Allah Robbul alamin Yang Menciptakan para hamba, dan mengutus rasul-rasul-Nya kepada mereka serta menurunkan kepada mereka kitab-kitab-Nya yang mengandung aturan yang rinci lagi adil, tak ada kecurangan, dan kekurangan padanya. Jadi, Allah-lah saja Yang Menetapkan syari’at. Dia telah menetapkan syari’at yang adil”. [Lihat Haqiqoh Ad-Dimuqratiyyah (hal. 14-15) karya Al-Jamiy] Selain itu, manusia yang merupakan makhluk lemah tidak mungkin akan menyamai syari’at dan petunjuk yang Allah tuangkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah, walaupun seluruh manusia bersatu merancang keputusan, perundang-undangan, dan aturan hidup, maka mereka tak mungkin akan mampu menandinginya. Allah -Ta’ala- berfirman, “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya)-, maka peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir”. (QS. Al-Baqoroh: 23-24). Al-Hafizh Ibnu Katsir Asy-Syafi’iy-rahimahullah- berkata, “Ini juga merupakan mu’jizat yang lain, yakni Allah mengabarkan berita yang pasti, tanpa takut, dan khawatir bahwa Al-Qur’an ini tidaklah mungkin akan dihadapi (dilawan) dengan sesuatu yang semisalnya selama-lamanya. Demikianlah realitanya; Al-Qur’an tak pernah bisa dihadapi dari dulu sampai zaman kita sekarang, dan memang tak mungkin!! Bagaimana mungkin hal itu terjadi bagi seseorang, sedang Al-Qur’an adalah firman Allah Sang Maha Pencipta segala sesuatu; bagaimana bisa firman (ucapan) Sang Maha Pencipta diserupai oleh ucapan makhluk?!!” [Lihat Tafsir Ibnu Katsir (1/91)] Jadi, petunjuk terbaik, dan paling sempurna; hukum yang paling lengkap dan universal serta cocok di setiap tempat dan zaman adalah Al-Qur’an yang berisi segala kebaikan dunia dan akhirat. Para Pembaca yang budiman, DEMOKRASI yang merupakan produk buatan manusia yang banyak memiliki kekurangan, dan kebatilan. Diantara kebatilan-kebatilan demokrasi: * Menentukan Hukum Berdasarkan Suara Terbanyak Banyaknya manusia yang memilih dan menetapkan suatu perkara bukanlah menjadi tolok ukur bahwa perkara itu benar dan baik. Tapi segala perkara harus ditimbang dan diukur dengan wahyu (Al-Qur’an dan Sunnah). Jika suatu perkara dikembalikan dan diukur dengan pikiran dan ide kebanyakan orang, maka yakinlah bahwa perkara-perkara itu akan banyak memiliki kekurangan dan pelanggaran; jauh dari jalan Allah. Jadi, manusia –bagamanapun banyaknya- bukanlah pengambil keputusan tertinggi, dan bukan sumber hukum tertinggi, karena kebanyakan manusia jauh dari jalan Allah, dan memiliki sifat-sifat buruk. Allah -Ta’ala- berfirman, “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang ada di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka. Dan mereka tidak lain hanyalah berdusta”. ( Al-An’am :116) Ahli Tafsir Jazirah Arab, Al-Imam As-Sa’diy-rahimahullah- berkata, “Ayat ini menunjukkan bahwa banyaknya pengikut tidak bisa menjadi dalil kebenaran. Sebaliknya, sedikitnya pengikut tidak bisa dijadikan dalil bahwa itulah yang batil. Bahkan kenyataan menunjukkan kebalikannya, pelaku kebenaran sedikit jumlahnya, namun mereka besar kadar dan pahalanya di sisi Allah. Bahkan yang wajib dijadikan dalil untuk mengetahui kebenaran dan kebatilan adalah jalan-jalan yang bisa mengantar kepada hal itu (yakni, Al-Qur’an). [Lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman (hal 233)] Allah -Ta’ala- berfirman, “Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS. Yusuf: 40) Kalau ada diantara manusia yang mengetahui kebenaran, maka mereka pun kebanyakannya membenci kebenaran itu. Allah berfirman, “Sesungguhnya kami benar-benar telah memhawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu”. (QS. Az-Zukhruf :78). Diantara sifat buruk pada mayoritas manusia, mereka tak mau beriman. Allah -Ta’ala- menyebutkan sifat buruk ini dalam firman-Nya, “D an sebagian besarmanusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya”. (QS. Yusuf :103) Selain itu, kebanyakan manusia tidak pandai bersyukur kepada Allah, bahkan banyak yang mengingkari nikmat-nikmat Allah. Allah -Ta’ala- berfirman, “Sesungguhnya allah mempunyai karunia terhadap manusia,tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur” (QS. Al-Baqarah:243) Jika kita bandingkan antara orang yang murni imannya (bertauhid) dengan kaum musyrik, maka kita mendapati orang musyrik lebih banyak. Allah -Ta’ala- berfirman, “ Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain). (QS. Yusuf: 106) Pembaca yang Budiman, Allah mengabarkan tentang keadaan mayoritas manusia bahwa kebanyakannya tidak beriman, tidak bersyukur, tidak mengetahui, dan kebanyakan menyekutukan Allah serta benci kepada kebenaran. Lalu bagaimana mungkin memutuskan suatu hukum dengan pendapat mayoritas?! Padahal banyak diketahui bahwa mayoritas manusia sepakat untuk berbuat zhalim, melampaui batas, bahkan ingkar kepada Allah. Andaikan hak suara di parlemenyang mengatas namakan Islam ada 69 suara dan yang menyelisihinya juga 69 suara. Lalu ditambah 1 suara dari orang kafir lagi dzolim, maka aspirasi yang menyuarakan hukum Al-Qur’an akan kalah dan terbuang !!! Karena dikalahkan oleh suara orang jahat tadi. Apakah perbuatan seperti ini bijak?!! Sama sekali tidak bijak, andaikan mereka berpikir !!! * Menyamaratakan Manusia Dalam ajang demokrasi semua orang posisinya sama; seorang ulama dan bertaqwa sama posisinya dengan orang yang jahil lagi dzolim. Orang yang sholeh sama posisinya dengan seorang pelacur; Pria sama kedudukannya dengan wanita. Demikianlah demokrasi, adapun di dalam Islam, semua diposisikan secara proporsional. Allah berfirman, “Maka apakah patut kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang berdusta (orang kafir)? Mengapa kamu (berbuat demikian); bagaimanakah kamu mengambil keputusan. (QS. Al-Qalam : 35-36) Allah berfirman: “Maka apakah orang yang beriman seperti orang fasik (kafir)? Mereka tidak sama” . (QS. As-Sajdah : 18) Allah -Ta’ala- berfirman membedakan dengan bijak antara pria & wanita, “Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al-Baqoroh: 228). Ayat-ayat ini merobohkan prinsip kesetaraan dan kesamaan yang terdapat dalam sistem demokrasi yang zholim * Menghilangkan Prinsip Loyalitas Al-Wala’ (loyalitas) dan Al-Bara’ (tidak loyalitas) merupakan salah satu asas yang sangat penting di dalam islam. Oleh karena itu, kami akan menjelaskan apa arti Al-Wala’ dan Al-Bara’. Al-Wala’ adalah cinta karena Allah dan saling tolong menolong karena Allah. Al-Bara’ adalah benci karena Allah dan saling bermusuhan karena Allah. Adapun dasar perkara ini, firman Allah: “Wahai orang-orang beriman! janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali (orang yang dicintai) dengan meninggalkan orang-orang mu’min. Apakah kamu ingin memberi alasan yang jelas bagi Allah (untuk menyiksamu)? (QS. An-Nisaa’: 144) Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan menahan karena Allah, maka sungguh ia telah menyempurnakan imannya . [HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (1864); di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Shohih Al-Jami’ (5965)]. Jadi, Allah dan Rasul-Nya memerintahkan kita berloyal kepada orang-orang mukmin, dan membenci orang-orang kafir. Adapun dalam demokrasi, sikap ini disingkirkan dan dijauhkan dengan sejauh-jauhnya. Cinta dan benci tidaklah muncul karena Allah, namun muncul karena partai. Jika sesuai dengan tujuan partai, maka ia akan dirangkul dan dicintai; siapapun orangnya. Namun jika berseberangan dengan misi politiknya, walaupun dia seorang muslim yang beriman, maka dia memusuhinya. Sudah saatnya kita kembali kepada sumber keselamatan, yaitu al-Qur'an dan As-Sunnah. Jangan ada lagi Pertumpahan Darah, tolong! Lahaulah walakuata illa billah.. Salam www.kusnandarputra.blogspot.com

Tuesday, January 22, 2013

Mengolah "Sakit Hati", Hanya Butuh "Klik Ini"

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم
Sebenarnya hari ini saya harus kesal. Kenapa? Seorang kawan, yang asalanya sudah janjian ingin meminta file skripsinya. Namun, setiba di kos. Tidak ada respon setelah beberapa kali saya meng-SMS-nya. Namun, semua itu hilang begitu saja. Mengapa? Saya berpikir, "Untuk apa menghabiskan waktu di tempat ini? Lebih baik saya ke rumah teman."

Sudah beberapa hari rekan saya di tempat kerja mengalami sakit, infonya sakit influenza. Sehingga, dengan segera, saya meluncur ke kos teman yang mendapat ujian ini. Tiba di sini, sangat menyenangkan! Bisa makan roti, plus seleinya. Dan ternyata, rekan saya -alhamdulillah- sudah baikan. Ada sesuatu yang istimewa di sini. Karena saya bisa internetan sepuasnya. Menggunakan modem.



Saya selalu memanfaatkan kondisi luang ini, lagi pula rekan saya gak gemar OL, tapi dia memiliki modem. Menelusuri dunia maya, ibarat berenang di lautan luas. Bisa menghirup aroma segar di segala penjuru. Dan seluruhnya itu, membuat saya yang tadinya kecewa "menunggu" terlalu lama. Kini diminimalisir oleh keadaan ini: OL. Disini, ruangan kita bebas, mengekspresikan rasa kecewa menuju ceria. Hanya mengelik www.almakassari.com, Anda sudah terobati dari sakit hati.



Sepak terjang saya di dunia maya sudah terlalu banyak, dari sisi artikel saya usahakan tidak meniggalkan komputer di depan ini, kecuali menuliskan minimal sebuah artikel. Mumpung ada kesempatan. Jangan ada waktu saya yang terlewatkan begitu saja, tanpa aja jejak. Kalau di tempat "kecewa" tadi, saya hanya memantenkan persaan sakit hati, sementara tulisan itu memantenkan rasa senang, pengobatan hati yang kian ditusuk jarum kekecewaan. Segeralah menuliskan naskah ispiratif Anda, yang memiliki BB, jangan mau ketinggalan, Anda sudah difasilitasi kemewahan dunia, kok tidak menulis?



Yang memiliki laptop dan modem, mengapa belum menulis? Wong, punya rasa peka, hati, tangan, yang semuanya menunjang minat menulis.

31 Desember 2011


Monday, January 21, 2013

Mengapa Status FB Dibanjiri 'Bahasa Inggris'

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم

Melihat beberapa status teman-teman FB, inilah kata-kata yang tertuang:

".COMING SOON SHADOW RECRUITMENT."

"i love you bpk.."

"?* When sadness fills your heart, When tears flow in your eyes Always remember three things: 1. Allah is with you. 2. Still with you. 3. Always with you!"

"Happy Sunday!"

"Packing packing"



"Choices, not circumstances determine your successs"

Ini sebuah kemajuan?



Beberapa hari lalu, saya mendapat bacaan pada status seseorang, kira-kira seperti ini,



"Betapa mengherankan, mereka mengatakan kalau tidak memahami Bahasa Inggris, maka kamu tidak akan mengenal orang lain. Tetapi, mereka tidak paham, justru kalau tidak memahami Bahasa Arab, kamu tidak mengenal Robb-mu."

Setelah membaca tulisan itu, saya terperangah. Lama menatap, kembali membaca ulang dari awal. Hingga betul-betul mencapai derajat "sadar". Akhirnya, saya menyimpan mutiara katanya hingga akhir ini. Meskipun sekedar kesimpulan.

Sebenarnya apa yang menakjubkan?



Tidak ada menakjubkan, yang ada hanyalah "ketergelinciran" diri kita yang sengaja "lari" dari asas berislam. Yaitu berkenaan dengan bahasa. Karena itulah, saya pernah mendengar Ustadz Abdul Qadir -hafidzahulloh- menyarankan agar pemuda yang haus ilmu itu, lebih dahulu mengonsumsi "bahasa Arab". Karena media inilah, seorang hamba akan memahami al-Qur'an dan Hadist-Hadits Rosululloh -shollallohu 'alayhi wa sallam-.



Lantas bagaimana kedudukan Bahasa Inggris itu sendiri? Khususnya di kalangan umat Islam?



Tidak ada disalahkan. Hanya saja, titik kekhawatirannya ketika kefokusan bahasa Inggris, menjadi sebab hamba itu malah merosot memahami bahasa Robb-nya: Alloh -subhanahu wa ta'ala-.



Cobalah kita perhatikan status Wall rekan kita, dengan bahasa apa?



Mayoritas menyangkutkan perasaan hati, curhat, menggunakan Bahasa Inggris.



Tinggal 2 pertanyaan, mengapa lari dari Bahasa Arab? Dan tidak mempelajarinya?



Ini hanyalah renungan... Jawabannya pada 1 barometer: prioritas.

Semoga ada perombakan stigma pembelajaran kita.



Subhakallohumma wabihamdik wa asyhadu alla ilaa ha illa anta wa astagfiruka wa atubu ilaik.

19 Februari 2012

----

Sunday, January 20, 2013

Mahasiswa 'Nganggur' Berawal dari Laptop

Telusurilah di sudut-sudut ruang tunggu kampus. Apa yang nampak? Kumpulan manusia menapaki dunia luar via laptop kesayangan. Sungguh pemandangan sangat indah. Kita telah dibanjiri teknologi luar biasa ini. Wifi atau semacam wireless telah memudahkan akses keilmuan. Yang dahulunya kita sibuk mencari internet, bahkan patuh pada antrian demi menyicipi ada apa sebenarnya di luar sana?



Dan semua kini telah ditepis. Akses dunia maya mudah saja. Tinggal mencari jaringan kemudian connect. Sangat instan.



Kisah ini bisa saja menjadi hal mengharukan. Lantaran tidak disikapi dengan perlakuan dewasa. Artinya, alat-alat elekronik itu menjadi beban saat melupakan hal terpenting. Sebut saja kejadian yang sempat saya alami. Ketika itu, bimbingan bersama dosen. Di luar ruangan terpajang puluhan mahasiswa menjamah laptopnya. Saya tentunya tidak usah menanyakan perihal apa dilakukan. Cukup gambaran saja, rerata di kampus, aktivitas lumrah yakni berselancar maya.



Sayup-sayup terdengar di dalam ruangan bimbingan suara adzan sholat ashar. Membuat gejolak dalam hati. Apakah tetap bercengkrama dengan dosesn atau meninggalkan sejenak kemudian memenuhi panggilan Alloh. Saya lekas teringat perkataan khatib Jum'at,



"Manusia di dunia laksana musafir yang mempersiapkan perbekalan untuk akhirat kelak."



Terketuk hati ini, mana mungkin mematung bersama dosen? Bukankah konsultasi  ini perkara dunia? Sesungguhnya konsultasi 'tertinggi' ialah bersama Robb kita? Bukannya saya melalaikan dosen ini, tetapi ada kata: pending. Yuk, kita berbarengan sholat dulu. Singkirkan dulu perihal interaksi dunia. Karena 'dunia' adalah sementara.



Lebih memilukan lagi setelah meninggalkan ruang konsul tadi. Tepat di hadapan, puluhan mahasiswa keranjingan laptop. Tidak ada yang bergeming. Sementara muadzin 'setengah mati' mengumandangkan adzan, memanggil kita sholat jama'ah! Wahai penjamah laptop, samakah antara orang yang menunaikan kewajiban dan meninggalakan kewajiban?

Sekali lagi, Samakah antara orang yang mengetahui dan tidak mengetahui?



Malu saya menjawab.



Kini kekhawatiran kita apabila laptop ini menjadi aset 'amnesia' beribadah. Yang setiap kali menatap layar komputer, saat itu pula kita menjadi budaknya. Dan kemudian menutup telinga atas perintah Alloh dan Rosululloh. Tapi, ini masih prediksi saja. Tergantung tokoh pelakunya pandai-pandai memenej waktu. Wallohu a'lam.



Ah, saya malah berpikir sekarang. Alangkah beruntunganya anak-anak yang putus sekolah karena biaya pas-pasan. Apalagi mau memiliki laptop! Rasanya beban.



Namun, di sisi lain diperkaya dengan keimanan. Mereka meninggalkan aksi dunia. Dan bersimpuh di hadapan Alloh.



Saya sekarang memahami arah 'pengangguran'. Kepada siapa sesungguhnya!



Sesungguhnya interpretasi pengangguran diarahkan pada mahasiswa yang telah mendengar kewajiban, tetapi tak kunjung mengindahkan panggilan Robb-nya. Nganggur ibadah.



Sebaliknya, meskipun tak kuliah, namun tetap konsisten menjalankan ibadah. Inilah wujud manusia pekerja. Meskipun tak nampak nilai keuangannya. Biarlah Alloh yang membalasnya.



Semoga masih ada harapan, melihat wajah mahasiswa yang condong beribadah hanya kepada Alloh. Bismillah.

4 Maret 2012




Download Kumpulan Mengaji (Murottal)

Berikut ini adalah adzan di Ma’had Darul Hadits Yaman oleh Al Ustadz Abu Hazm Muhsin Download
Misyari Rasyid AlEfasy dan Anak-Anak Bagus Untuk Menghapal dan Murajaah

 
Recitations

AbdulAzeez al-Ahmad
AbdulBari ath-Thubaity
AbdulBaset AbdulSamad [Mujawwad]
AbdulBaset AbdulSamad [Murattal]
AbdulBaset AbdulSamad [Warsh]
Abdullah Ali Jabir
Abdullah Ali Jabir [Studio]
Abdullah Awwad al-Juhaynee
Abdullah Basfar
Abdullah Khayat
AbdulMuhsin al-Qasim
AbdulRazaq bin Abtan al-Dulaimi [Mujawwad]
AbdulWadood Haneef
Abdur-Rahman as-Sudays
Abu Bakr al-Shatri
Ahmed ibn Ali al-Ajamy
Al-Hussaynee Al-'Azzazzee w/Children
Ali Abdur-Rahman al-Huthaify
Aziz Alili
Dr. Shawqy Hamed [Murattal]
Fares Abbad
Hamad Sinan
Hani ar-Rifai
Ibraheem Al-Jibreen
Khaalid al-Qahtaanee
Maher al-Muaiqly
Mahmood Khaleel Al-Husaree
Mishaari Raashid al-Aafaasee
Muhammad AbdulKareem
Muhammad al-Luhaidan
Muhammad al-Mehysni
Muhammad Ayyoob
Muhammad Jibreel
Muhammad Siddeeq al-Minshawi
Muhammad Siddeeq al-Minshawi [Mujawwad]
Mustafa al3azzawi
Nabil ar-Rifai
Sa'ud al-Shuraym
Saad al-Ghaamidi
Sadaqat Ali
Sahl Yaaseen
Salaah Bukhaatir
Salah al-Budair
Saleh al Taleb
Sodais and Shuraim
Tawfeeq ibn Saeed as-Sawa'igh


Recitations from Haramain Taraweeh

Madinah Imaams
Madinah Taraweeh 1423
Madinah Taraweeh 1426
Madinah Taraweeh 1427
Madinah Taraweeh 1428
Makkah Taraweeh 1424
Makkah Taraweeh 1425
Makkah Taraweeh 1426
Makkah Taraweeh 1427
Makkah Taraweeh 1428

Berikut ini list download lengkap berdasarkan nama qori` dari islamway.com
No. Reciter No. Reciter No. Reciter
.::Hafs from ‘Aasem::.
1 Aadel bin Salem AlKalbaany 2 Abd AlWaddod Haneef 3 Abdul Azeez az-Zahrany
4 Abdul Aziz AboalGait 5 Abdul Aziz AsSwidan 6 Abdul Aziz Nada
7 Abdul Aziz bin Abdullah AlAhmad 8 Abdul Aziz bin Saad AlNaser 9 Abdul Aziz bin Saleh AlZahrany
10 Abdul Badeia Abu Hashem 11 Abdul Barea Mohammad 12 Abdul Baset Abdul Samad
13 Abdul Hameed Hafeth 14 Abdul Kareem AlDeewan 15 Abdul Khaliq Ali
16 Abdul Muhsen al-Harthy 17 Abdul Munem Abdul Mobdi 18 Abdul Qadir Abdullah
19 Abdul Rahmaan bin Abdul Khalek AlYousif 20 Abdul Rahman Alsudais 21 Abdul Razaq bin Abtan Aldulaymy
22 Abdul Wahab Al-Tantawy 23 Abdul Waliy AlArkany 24 Abdul bin Awaz AlThubyty
25 AbdulBaset Hashem Mohammad 26 AbdulHadi Kanakry 27 AbdulQader Hasan
28 AbdulRahman AlMishary 29 AbdulSalam AlYahya 30 Abdulla al-Khelaify
31 Abdulla al-Rifaey 32 Abdullah AlSalem 33 Abdullah Alomair
34 Abdullah Taha Serbil 35 Abdullah al-Buraimy 36 Abdullah bin Ali Basfar
37 Abdullah bin Awad AlJuhany 38 Abdullah bin Khayat 39 Abdullah bin Mohammad AlMatrood
40 Abu Hajar Al-Iraqi 41 Abu Huthaifa Almakki 42 Abul Mohsen bin Mohammad AlQasim – Abdul bin Awaz AlThubyty
43 Abul Mohsen bin Mohammad AlQasim 44 Adel Musallam 45 Adel Rayyan
46 Ahmad A. AlTorjuman 47 Ahmad Abdul-Ghaffar Bahbah 48 Ahmad Al-Me’serawe (Ebn Jammaz)
49 Ahmad Ali AlHuthaify 50 Ahmad Khalil Shaheen 51 Ahmad Rajab
52 Ahmad Sameer 53 Ahmad Sameer Sharara 54 Ahmad bin Ali Al-Ajmy
55 Ahmad bin Mohammad AlHawashi 56 Ahmed Ibrahim 57 Ahmed al-Trabulsy
58 AlHusyny AlAzazay 59 Ali AbuHashem 60 Ali Al-Huthayfi
61 Ali Hajjaj Al-Suwaisy 62 Ali bin Jaber 63 Ali bin Saleh AlBlushi
64 Amer AlMuhalhal 65 Anas AlImady 66 Anwar al Sabban
67 Ashraf Al Basyony 68 Atef AbdulJawad 69 Ayman Mursy
70 Ayman Shaban Aldarwa 71 Fahd al-Ghurab 72 Fahd al-Kundury
73 Fahd bin Abdullah Badry 74 Faris Abbad 75 Faysal AlRashood
76 Faysal bin Abdul Rahmaan AlShady 77 Faysal bin Soud AlHulyby 78 Hani Ar-Refa’i
79 Hany Abdulla 80 Hasan Ibraheem Hashem 81 Hasan bin Qari AlHusainy
82 Hatem fareed AlWaer 83 Hazza’ Al-Masory 84 Hesham Al-muhaimeed
85 Husayn Aal Al-Shaykh 86 Ibraheem Abdul Fattah Shashaay 87 Ibraheem Al-Marzuqi
88 Ibraheem Al-thwaini 89 Ibraheem AlBusaily 90 Ibraheem Alsweed
91 Ibraheem al-Akhdar 92 Ibraheem bin Abdullah Albdaiwi 93 Ibraheem bin Ali Alzayat
94 Ibrahem Asery 95 Ibrahim Al-Jibreen 96 Ibrahim As-Sa’dan
97 Ibrahim al-Amry 98 Imad Basuony 99 Ismael al-Shiekh
100 Jamal Shaker Abdullah 101 Jazza’a Al-Sowaileh 102 Khaled bin Mohammad AlMajed
103 Khaled bin Sulaiman Al Muhanna 104 Khalid Al-Qahtani 105 Khalid Al-Saeedi
106 Khalid Ar-rumaih 107 Khalifa Altunaiji 108 Khalil AlOnsy
109 Lafy al-ouny 110 Maamar Alsayed 111 Maged al-Zamel
112 Maher al-Mueaqly 113 Mahmood alrefay 114 Mahmoud Al-Hosary
115 Mahmoud Ali al-Banna 116 Mahmoud Emad AbdulFatah 117 Mahmoud Ghonaym
118 Majed Farouk 119 Mamoon al-Rawy 120 Mishal Yousuf al-Matar
121 Mishary Rashed Alafasy 122 Mohammad Abdul Hady 123 Mohammad AlBalakosy
124 Mohammad AlMohanna 125 Mohammad Ayyoob bin Mohammad Yousuf 126 Mohammad Farouk Mansy
127 Mohammad Hassan 128 Mohammad Nezar Marwan 129 Mohammad Saleh AbuZaid
130 Mohammad Shaban AbuQarn 131 Mohammad Taha 132 Mohammad al-Dubeykhy
133 Mohammad al-Zenan 134 Mohammad bin Abdulla AlOraify 135 Mohammad bin Ahmad Mabad
136 Mohammad bin Ibraheem AlLuhaidan 137 Mohammad bin Ibraheem Shalan 138 Mohammed Almohaisny
139 Mohammed El Sherief 140 Mohammed Rif’at 141 Mosa Hasan Meyan
142 Muath bin Sami AlDallal 143 Muhammad AbdulKareem-Bezzy 144 Muhammad Al-Barrak
145 Muhammad Jibreel 146 Muhammad Khalil 147 Muhammad Sedeeq Al-Menshawe
148 Muhammad Yusuf 149 Muhammad al-Majed 150 Muhammad al-Munajjed
151 Muhammad al-Tablawy 152 Muhammad al-Ubaid 153 Muhammed Fallata
154 Muhammed al-Imam 155 Mustafa Allahoony 156 Mustafa Ezzat Humaidan
157 Mustafa Ismael 158 Nabeel bin AbdulRaheem ALrefaay 159 Nader Al-Qalawe
160 Naser Al-Qetami 161 Naser bin Ali AlGamdy 162 Neamah Alhassan
163 Nour el-Deen Ahmed 164 Osama bin Abdullah Khayat 165 Qadry Muhammad (rewayat albizzy)
166 Qays Hael & Hasan Qaree 167 Ramadan al-Sabbagh 168 Reda AbdulMehsen
169 Reyad al Khulaify 170 Riyad AlFawaz 171 Sa’eed Sha’lan
172 Saad Hasan 173 Saad bin Abdullah AlBreak 174 Saad bin Said AlGhamdy
175 Sabir Abdul Hakam 176 Safwat AlShawadify 177 Sahl bin Zain Yassin
178 Said Saeed 179 Salah Al-Budair 180 Salah Bo Khater
181 Salah al-Hashem (sosi) 182 Salah al-Zayyat 183 Saleh Al-Taleb
184 Saleh AlHabdan 185 Saleh al-Mukayteep 186 Saleh bin Abdullah AlOmari
187 Salem Mahmoud Abdul Jaleel 188 Sameh Taha Qundeel 189 Samer Al-Basheree
190 Sami Al-Dosary 191 Saud Al-Shuraim 192 Sayed Jomaah
193 Seleh maray 194 Shaaban Abdul Aziz 195 Shady al-Sayyed
196 Shaikh AbuBakr As-Shatery 197 Sheerzad AbdulRahman Taher 198 Sulaiman hamad Al-oda
199 Sultan Althiabi 200 Sultan H. Al-Owaid 201 Talha Mohammed Tawfeeq
202 Tareq Ibrahim 203 Tariq bin Abul Rahman AlHawas 204 Tawfeeq As-Saaigh
205 Umar al-Quzbary 206 Usama al-safi 207 Waleed Atef
208 Waleed al-Dleemy 209 Waleed al-Maged 210 Yahiya bin AbdulAziz AlYahiya
211 Yahya Hawa 212 Yaseen Darweesh 213 Yaser AlQurashi
214 Yaser Burhamy 215 Yaser Salamah 216 Yasser Alfailekawe
217 Yasser Sabry 218 Yasser Seyry 219 Yasser al-Dosary
220 Yosuf Nooh Ahmad 221 Zeyad Ahmad AlHajj 222 al-Ashry Imran
223 ameen AlGannam 224 omar Aldahyan
.::Shoba from ‘Aasem::.
1 Aadel bin Salem AlKalbaany 2 AbdulRasheed Sofy 3 Mishary Rashed Alafasy
4 Qadry Muhammad (rewayat albizzy)
.::Warsh from Naafi’::.
1 Abdul Aziz AlKurany 2 Abdul Baset Abdul Samad 3 AlOyoon AlKoshe (warsh)
4 Mahmoud Al-Hosary 5 Mishary Rashed Alafasy 6 Mohammad AlKentawy
7 Muhammad al-Tayyeb Hamdan 8 Mustafa Gharby -Warsh 9 Sheerzad AbdulRahman Taher
10 Umar al-Quzbary
.::Qaaloon from Naafi’::.
1 AbdulRasheed Sofy 2 Ali Al-Huthayfi 3 Mohammad Farouk Mansy
4 Mohammed Abo Sunaina-qaloon 5 Qadry Muhammad (rewayat albizzy) 6 al-Dokaly Mohammed al-Alem -Qaloon
.::Al-Bazzi from Ibn Katheer::.
1 Mishary Rashed Alafasy 2 Muhammad AbdulKareem-Bezzy 3 Muhammad Jibreel
4 Qadry Muhammad (rewayat albizzy)
.::Qunbul from Ibn Katheer::.
1 Ahmad Al-Me’serawe (Ebn Jammaz)
.::Al Douri from Abu ‘Amr::.
1 Ahmad Al-Me’serawe (Ebn Jammaz) 2 Mahmoud Al-Hosary
.::As-Soosi from Abu ‘Amr::.
1 AbdulRasheed Sofy 2 Salah al-Hashem (sosi) 3 Waleed Idrees AlMunaisy
.::Khalaf from Hamzah::.
1 Ahmad Al-Me’serawe (Ebn Jammaz) 2 Mishary Rashed Alafasy
.::Ibn Thakwan from Ibn ‘Aamer::.
1 Ahmad Al-Me’serawe (Ebn Jammaz)
.::Abu al hareth from Kesai::.
1 Ahmad Al-Me’serawe (Ebn Jammaz)
.::Al Douri from Kesai::.
1 Mishary Rashed Alafasy
.::Ibn Jumaz from Abu Jaafar::.
1 Ahmad Al-Me’serawe (Ebn Jammaz)
.::Ibn Werdan from Abu Jaafar::.
1 Ahmad Al-Me’serawe (Ebn Jammaz)
.::Eshaq Al Warak from Khalaf Al bazar::.
1 Ahmad Al-Me’serawe (Ebn Jammaz) 2 Mustafa husain
.::Rowis & Rawh from Yakoob Al Hadrami::.
1 Yaser Al-Mazroi

No. Reciter No. Reciter No. Reciter
.::Hafs from ‘Aasem::.
1 Abdul Aziz AboalGait 2 Abdul Baset Abdul Samad 3 Abdul Razaq bin Abtan Aldulaymy
4 Abdullah bin Ali Basfar 5 Mahmoud Al-Hosary 6 Mahmoud Ali al-Banna
7 Mamar AlIndonisy 8 Mustafa Ismael
No. Reciter No. Reciter No. Reciter
.::Hafs from ‘Aasem::.
1 Mohammad Ayyoob bin Mohammad Yousuf
No. Reciter No. Reciter No. Reciter
.::Hafs from ‘Aasem::.
1 Joint and Others
No. Reciter No. Reciter No. Reciter
.::Hafs from ‘Aasem::.
1 Mishary Rashed Alafasy
No. Reciter No. Reciter No. Reciter
.::Hafs from ‘Aasem::.
1 Abdullah bin Ali Basfar
No. Reciter No. Reciter No. Reciter
.::Hafs from ‘Aasem::.
1 AlHusyny AlAzazay 2 Mahmoud Al-Hosary 3 Mishary Rashed Alafasy
4 Muhammad Jibreel 5 Muhammad Sedeeq Al-Menshawe
No. Reciter No. Reciter No. Reciter
.::Hafs from ‘Aasem::.
1 Mahmoud Al-Hosary
No. Reciter No. Reciter No. Reciter
.::Hafs from ‘Aasem::.
1 Ali Al-Huthayfi – Salah Al-Budair – Abdul bin Awaz AlThubyty – Abul Mohsen bin Mohammad AlQasim – Husayn Aal Al-Shaykh
No. Reciter No. Reciter No. Reciter
.::Hafs from ‘Aasem::.
1 Abdul Badeia Abu Hashem 2 Sayed Darweesh
No. Reciter No. Reciter No. Reciter
.::Hafs from ‘Aasem::.
1 Ali Al-Huthayfi
No. Reciter No. Reciter No. Reciter
.::Hafs from ‘Aasem::.
1 Ali bin Jaber
No. Reciter No. Reciter No. Reciter
.::Hafs from ‘Aasem::.
1 Abdul Rahman Alsudais – Saud Al-Shuraim – Salah Al-Budair – Abdullah bin Awad AlJuhany
No. Reciter No. Reciter No. Reciter
.::Hafs from ‘Aasem::.
1 Ali Al-Huthayfi – Husayn Aal Al-Shaykh – Abul Mohsen bin Mohammad AlQasim – Maher al-Mueaqly
No. Reciter No. Reciter No. Reciter
.::Hafs from ‘Aasem::.
1 Mahmoud Al-Hosary – Mahmoud Ali al-Banna – Abdul Baset Abdul Samad – Mustafa Ismael
No. Reciter No. Reciter No. Reciter
.::Hafs from ‘Aasem::.
1 Khalid AboShadi 2 Mishary Rashed Alafasy
No. Reciter No. Reciter No. Reciter
.::Hafs from ‘Aasem::.
1 Aadel bin Salem AlKalbaany 2 Abd AlWaddod Haneef 3 Abdul Baset Abdul Samad
4 Abdul Rahman Alsudais 5 Abdul bin Awaz AlThubyty 6 Abdullah bin Ali Basfar
7 Abdullah bin Awad AlJuhany 8 Abul Mohsen bin Mohammad AlQasim 9 Ahmad bin Ali Al-Ajmy
10 Ali Al-Huthayfi 11 Faris Abbad 12 Hasan bin Qari AlHusainy
13 Khalid Al-Qahtani 14 Maher al-Mueaqly 15 Mahmoud Al-Hosary
16 Mahmoud Ali al-Banna 17 Mishary Rashed Alafasy 18 Mohammad Ayyoob bin Mohammad Yousuf
19 Muhammad AbdulKareem-Bezzy 20 Muhammad Al-Barrak 21 Muhammad Jibreel
22 Saad bin Said AlGhamdy 23 Sahl bin Zain Yassin 24 Salah Al-Budair
25 Salah Bo Khater 26 Salah al-Hashem (sosi) 27 Saud Al-Shuraim
28 Saud Al-Shuraim – Abdul Rahman Alsudais 29 Shaikh AbuBakr As-Shatery 30 Tawfeeq As-Saaigh
.::Warsh from Naafi’::.
1 Abdul Baset Abdul Samad 2 Umar al-Quzbary
.::Al Douri from Abu ‘Amr::.
1 Mahmoud Al-Hosary
.::As-Soosi from Abu ‘Amr::.
1 AbdulRasheed Sofy
No. Reciter No. Reciter No. Reciter
.::Hafs from ‘Aasem::.
1 Abdul Baset Abdul Samad 2 Abdul Razaq bin Abtan Aldulaymy